Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

200 Hektare Sawah Dua Kali Terendam Banjir, Dinas Pertanian Sragen Klaim Tak Ada yang Gagal Panen

Eka menyebut pada kejadian banjir pertama, ada 1.016 hektare sawah yang terendam, dan banjir kedua ada 866 hektare sawah yang terendam.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Sawah di Kabupaten Sragen yang terendam banjir imbas meluapnya sungai Bengawan Solo, Sabtu (18/2/2023). Petani kini merana, padahal mau panen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Dinas Ketahananan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Sragen menyebut tidak ada sawah yang gagal panen karena terendam banjir.

Kepala DKPPP Sragen, Eka Rini merinci sawah di Sragen terendam banjir sebanyak dua kali.

Yakni pada tanggal 17 Februari 2023 dan yang kedua pada 2 Maret 2023 lalu.

Eka menyebut pada kejadian banjir pertama, ada 1.016 hektare sawah yang terendam, dan banjir kedua ada 866 hektare sawah yang terendam.

"Banjir yang pertama, sudah kembali normal dalam waktu dua hari, kalau kejadian yang kedua, tiga hari sudah mulai surut," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (9/3/2023).

Ia mengatakan sawah yang terendam banjir tersebar di 36 desa di 10 kecamatan.

Dari 866 hektare sawah yang terendam banjir, lebih dari 200 hektare sawah siap panen.

Ratusan hektare sawah itu tinggal menunggu waktu untuk bisa dipanen, maksimal minggu depan sudah bisa dipanen.

Sedangkan, sawah yang ambruk tidak lebih dari 10 hektare, yang masih bisa dipanen.

Dengan begitu, Eka menyebut tidak ada sawah petani yang mengalami gagal panen akibat kejadian tersebut.

"Tanaman padi tidak ada yang puso, tapi adanya banjir membawa dampak berupa menurunnya kualitas besar, menyebabkan harga turun," jelasnya.

Baca juga: Ratusan Hektare Sawah di Sragen Kebanjiran, Petani Nangis, Komisi IV DPR: Minimal Pemkab Ganti Benih

Baca juga: Pelaku Aborsi Lalu Bayi Dikubur di Sawah Tawangsari Sukoharjo : Pria Resepsionis,Wanitanya Mahasiswi

"Dari 200 hektare tadi, kondisinya masih aman, yang sampai ambruk itu tidak lebih dari 10 hektare, tapi masih bisa dipanen," imbuhnya.

Eka juga menyebut saat ini harga penjualan gabah naik dikisaran Rp4.800 - Rp 5.200.

Dengan begitu, ia berharap kejadian banjir kali ini tak terlalu berdampak kepada petani. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved