Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Kondisi Jembatan Darurat Jalur Evakuasi Merapi di Boyolali Mengkhawatirkan, Sudah Lewat Masa Pakai

Kondisi jembatan darurat di jalur evakuasi Merapi memprihatinkan. Sebab, sudah lama melewati masa pakai. Warga khawatir bila tidak segera dibangun.

TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Lokasi Jembatan Darurat, satu-satunya jalur akses menuju 2 Dusun KRB 3 di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali. Kondisinya memprihatinkan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Jembatan darurat penghubung 2 dusun yang masuk dalam wilayah kawasan rawan bencana (KRB) 3 Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali memprihatinkan.

Sebab, masa pemakaian jembatan tersebut sudah lewat.

Irvan Edi Hermawan (24) warga Dusun Takeran mengatakan, jembatan darurat tersebut dibangun pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

"Jembatan tersebut masuk jalur evakuasi, pemakaiannya dibatasi 5 tahun. Hingga saat ini belum ada perbaikan jembatan permanen," ujar Irvan kepada TribunSolo.com, Rabu (15/3/2023).

Jembatan tersebut juga merupakan satu-satunya akses warga Dukuh Takeran maupun Dukuh Stabelan untuk kegiatan sehari-hari.

"Sangat menghawatirkan jika sewaktu erupsi jembatan dipakai jalur evakuasi," ungkapnya.

Sementara itu, Kades Tlogolele, Sungadi saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya mengakui jalur evakuasi masih menjadi kendala.

Baca juga: Erupsi Merapi, Polisi Beri Trauma HealingSiswa SDN 2 Tlogolele Selo, Diajak Main Bersama Agar Ceria

"Yang jadi kendala (jalur evakuasi) jembatan gantung sejak 2010 hingga sekarang masih menggunakan jembatan darurat, yang katanya masa pakai hanya 5 tahun," ucap Sangadi saat ditemui.

Jembatan tersebut digunakan sebagai akses 2 Dukuh yang termasuk dalam kawasan rawan bencana di Desa Tlogolele.

Dua Dukuh disebutkan Sungadi terdapat ratusan kepala keluarga.

"Di Dusun Takeran terdapat 164 KK, sedangkan Stabelan ada 146 KK," ungkapnya.

Sebelum adanya jembatan darurat, menurut Sangadi ada jembatan permanen, namun terdampak erupsi 2010. Sehingga dibangunkan jembatan darurat tersebut.

"Tapi jembatannya kurang memadai, turunan curam dan mobil besar tidak bisa masuk," ujarnya.

Jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya yang menyambungkan Dukuh Belang, dengan Dukuh Takeran serta Dukuh Stabelan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved