Info Pendidikan
Dorong Siswa Berpikir Seperti Ilmuwan, SD Al Firdaus Gelar Science Fair & Showcase P5
Dalam rangka penguatan profil pelajar pancasila, tema Rekayasa Teknologi pada science fair ini untuk mendorong siswa bernalar kritis serta kreatif.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ratusan siswa adu kreativitas menjadi seorang ilmuwan di kegiatan Science Fair Showcase P5 yang diselenggarakan SD Al Firdaus Surakarta, Kamis (17/3/2023).
Sejumlah 384 peserta yang terdiri dari siswa kelas 1 sampai 6 itu unjuk kebolehan dalam kegiatan bertema Rekayasa Teknologi "Think Like a Scientist".
Kepala Sekolah SD Al Firdaus, Syamsudin Isnanto mengatakan sebagai sekolah penggerak, kegiatan ini sejalan dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ini juga rutin digelar setahun sekali.
"Science fair Al Firdaus sebagai salah satu bentuk pameran hasil project dalam salah satu tema Unit of Inquiry yakni How the world work (Bagaimana Dunia bekerja)," ujar Syamsudin, kepada TribunSolo.com, Kamis (16/3/2023).
Syamsudin mengungkapkan jika science fair merupakan kegiatan tahunan yang ada di program International Baccalaureate (IB) Primary Years Program.
Jadi Al Firdaus sudah melakukan science fair atau sering disebut showcase (panen karya) sebelum kurikulum merdeka resmi diberlakukan.
Dan di tahun 2023 ini, merupakan kali kedua Al firdaus jadi bagian dari sekolah penggerak.
Baca juga: Sambut Bulan Ramadhan, Syaikh Anas Jaber Jadi Narasumber di Pengajian Akbar SD Al Firdaus
"(Kegiatan serupa) telah beberapa kali digelar dari sebelum masa pandemi. Sementara saat pandemi berlangsung Science fair digelar dengan metode Daring dan live streaming," ungkapnya.
Dalam rangka penguatan profil pelajar pancasila, tema Rekayasa Teknologi pada science fair ini untuk mendorong siswa bernalar kritis serta kreatif.
Menurutnya, dengan memahami science secara kontekstual, anak-anak akan menemukan berbagai hal baru dilingkungannya sekaligus memahami bagaimana sebuah proses terjadi secara science.
Saat apa yang dihasilkan bernilai positif maka siswa akan terdorong untuk mengembangkan rasa ingin tahu mereka.
Dengan penelitian lebih lanjut untuk menemukan hal-hal yang baru bagi kesejahteraan manusia melalui rekayasa teknologi sesuai taraf kemampuan anak-anak SD.
Namun, ketika apa yang dihasilkan mendatangkan kerugian, maka siswa akan didorong untuk menemukan solusi agar dunia ini akan tetap survive hingga ke generasi mendatang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.