Demo Pabrik Aqua di Klaten
Warga Demo PT Tirta Investama Aqua Klaten, Tuntut Evaluasi Jalan hingga Sumur Kedua
Aksi demo dilakukan Massa dari Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) pada Jumat (17/3/2023) lalu. Mereka menuntut evaluasi jalan dan sumur.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Massa dari Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) melakukan aksi di depan PT Tirta Investama (PT TIV) produsen air minum dalam kemasan Aqua Jalan Cokro-Delanggu, Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
Aksi ini dilakukan pada Jumat (17/3/2023) lalu.
Koordinator AMGA, Mukti Wibowo mengatakan, pihaknya mendesak PT Tirta Investama memenuhi tuntutan masyarakat yang terdampak akibat aktivitas perusahaan.
"Kita hingga kemarin Jumat (17/3/2023) merupakan aksi ke-3, kami menuntut beberapa poin tuntutan," ujar Mukti kepada TribunSolo.com.
Poin yang dituntut diantaranya penegakan hukum, dokumen sumur kedua harus jelas, dan ketiga adanya dugaan monopoli usaha.
"Kami meminta penegakan hukum, dan sumur kedua dokumennya harus jelas. Hingga sekarang dokumen tidak ada yang tahu," ungkapnya.
Adapun dugaan perusahaan juga melakukan praktek monopoli usaha.
Pihak AMGA sendiri mengatakan, tidak ada sama sekali mediasi antara pihaknya dengan perusahaan.
Sementara itu aktivitas kendaraan truk tronton yang berseliweran keluar-masuk pabrik juga membuat jalan rusak.
Pasalnya jalan tersebut kapasitasnya masuk golongan III C.
Baca juga: Tentang Sumur di Eromoko Wonogiri yang Airnya Meluber : Umurnya Tua, Tak Pernah Kering saat Kemarau
Yang mana diatur dalam undang-undang Republik Indonesia No.14 tahun1992 tentang lalu lintas dan angkutan umum.
Jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
"Harusnya tidak boleh melewati jalan itu, kita terdampak. Jalan rusak dan membahayakan pengguna jalan," ungkapnya.
PT. TIV juga melakukan perbaikan jalan, namun tidak memperhatikan kelas jalan.
"Dibangunkan jalan, tapi dengan ketebalan jalan lebih tinggi. Sehingga rumah warga yang di bawah jalan saat hujan kemasukan air," ucapnya.
Pihak AMGA sendiri melakukan aksi dengan masa sekitar ratusan.
"Kami membawa massa sekitar 300an, di dalam AMGA ada petani, aktivis jalan, korban monopoli usaha, supir, maupun pengusaha," kata Mukti.
Aksi tersebut juga dijaga ketat pihak keamanan dari security, TNI-Polri.
Klarifikasi PT Tirta Investama Aqua
Sementara, pihak PT Tirta Investama (PT TIV) perusaahan air minum dalam kemasan merk Aqua buka suara perihal demo dari massa aliansi masyarakat gugat aqua (AMGA) di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
External Communication Manager Danone Aqua, Rony Rusdiansyah mengatakan, pihaknya menegaskan tetap mengutamakan duduk bersama terkait permasalahan yang diungkapkan AMGA.
"Dari kita (PT TIV) tetap mengutamakan duduk bersama, membuka ruang diskusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, lingkungan khususnya di Klaten," ujar Rony kepada TribunSolo.com.
Rony juga menjelaskan setidaknya perusahaan Aqua di Klaten sendiri sudah 21 tahun berdiri, dan pihaknya selalu mengikuti regulasi yang ada.
Ia juga mengungkapkan, terkait kendaraan yang beraktivitas di perusahaannya juga sudah dikordinasikan dengan pihak terkait.
"Transportasi (truk) sudah kita koordinasikan dengan dinas terkait, saat ini kami masih mencari solusi bersama," ungkapnya.
Sementara untuk masalah sumur kedua, pihaknya mengatakan kelengkapan dokumen sudah lengkap semua.
Sumur kedua sendiri lokasinya berada di Ponggok, Polanharjo, Klaten.
"Dipastikan lengkap (dokumen), terkait sumur kedua kita serahkan ke paguyuban pengguna air, dimanfaatkan untuk masyarakat," jelas Rony.
Soal dugaan perusahaan melakukan monopoli usaha, ia menyatakan dugaan tersebut kurang tepat.
"Terkait investasi sendiri, pihak kami mendukung iklim investasi positif di Klaten. Sehingga dugaan tersebut kurang tepat, karena tidak beralasan untuk itu (monopoli)," sanggahnya.
Kurang lebih ada ratusan karyawan di PT TIV, sebagian besar diambil dari warga sekitar perusahaa.
"Kurang lebih ada 800 karyawan perusahaan, sebagian besar warga sekitar. Kami juga memberikan manfaat ekonomi sosial dan lingkungan kepada masyarakat lain melalui kemitraan yang dilakukan," ujarnya.
Dari 800 pekerja, kurang lebih 90 persen warga sekitar. Dan itu belum termasuk outsourcing penjaga kebersihan dan security. (*)
(*)
Curhat Petani Delanggu Klaten : Air Irigasi Terus Menyusut, Menduga karena Aktivitas Pabrik PT TIV |
![]() |
---|
Tuntut 5 Hal ke PT TIV Aqua Klaten, Aliansi Masyarakat : Jika Tak Dilaksanakan, Tutup Saja Pabriknya |
![]() |
---|
Demo Pabrik Aqua di Klaten, Pengamat Sebut Penambahan Dana CSR Bisa Jadi Penyelesaian Tuntutan Warga |
![]() |
---|
Pandangan Pengamat Soal Demo Pabrik Aqua di Klaten: Perlu Audiensi Warga, Perusahaan dan Pemkab |
![]() |
---|
Lima Tuntutan Masyarakat untuk PT TIV Aqua Klaten, Soroti Soal Eksplorasi Air dan Truk Galon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.