Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Syabda Perkasa Meninggal Dunia

Semasa Hidup, Syabda Jadi Cucu Kebanggaan Nenek Karsi di Sragen, Kini Dimakamkan Satu Liang Lahat

Kisah Syabda dan Nenek Karsi mengharukan, semasa hidup keduanya menunjukan kasih sayang. Setelah meninggal mereka satu liang lahat.

TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
Suasana haru terlihat di TPU Dukuh Karaban, Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Sragen, Senin (20/3/2023). Syabda dan nenek Karsi dimakamkan satu liang lahat. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Atlet muda bulu tangkis kebanggaan Indonesia, Syabda Perkasa Belawa meninggal dunia di usia 21 tahun.

Syabda mengalami kecelakaan bersama keluarganya di Tol Pemalang, Senin (20/3/2023).

Insiden kecelakaan itu, membuat Syabda dan sang ibu, Anik meninggal dunia. 

Saat itu, Syabda dan keluarganya tengah menuju Kabupaten Sragen untuk melaksanakan takziah karena sang nenek tercinta, Karsi meninggal dunia. 

Sosok Syabda merupakan cucu yang paling dekat dan menjadi kebanggan nenek Karsi meski tinggal berjauhan. 

Syabda sendiri tinggal di Bekasi dan sang nenek tinggal di Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen.

Ketika masih hidup, TribunSolo.com pernah berbincang langsung dengan Nenek Karsi. 

Pertemuan itu terjadi sekitar bulan Mei tahun 2022, dimana Syabda berhasil membawa timnas Indonesia lolos dari fase grup melawan Korea Selatan di ajang Thomas Cup 2022.

Sang nenek bercerita, saat itu turut menyaksikan sang cucu bermain, yang diselimuti rasa deg-degan hingga menangis. 

"Reaksi setelah tahu memang ya menangis, saya menangis, nontonnya deg-degan," kata Nenek Narsi saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (12/5/2022) lalu.

Baca juga: Keluarga Syabda Perkasa Belawa Gelar Tahlilan Selama Tujuh Hari, Dimulai Setelah Pemakaman

Saat menceritakan hal tersebut, rasa bangga terpancar dari raut wajah nenek yang sudah berusia senja itu. 

Menurut Karsi, Syabda selalu pulang ke rumah di Sragen ketika libur sekolah atau saat lebaran tiba. 

Selama di Sragen, Syabda tak pernah diam, dimana ia selalu berlatih agar performanya sebagai atlet tak menurun. 

Syabda juga dikenal dekat dengan warga dan teman sebayanya di Sragen

Menurut Nenek Karsi, ketika pulang ke Sragen, Syabda selalu ingin membahagiakan sang nenek.

"Setiap bertemu, Mbah mau apa, Mbah mau apa, selalu begitu, selalu saya puji, cucuku yang paling ganteng," begitu ucap Karsi. 

Karsi sendiri merupakan istri dari mantan Kepala Desa Sumberejo yang pernah menjabat selama 16 tahun.

Sehingga, dengan cucunya yang memilih jalan menjadi atlet cukup dikenal oleh warga sekitarnya. 

Hingga akhir hayatnya, Syabda tetap dekat dengan sang nenek. 

Syabda dimakamkan satu liang lahat dengan Karsi dan ibu tercinta, Anik Sulistyowati. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved