Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Nata de Coco Made in Sragen: Paling Diburu saat Ramadan, Setiap Hari Habiskan 1.000 Liter Air Kelapa

Selain kolang-kaling, ada nata de coco asal Kabupaten Sargen yang banyak diburu warga selama Ramadan.

|
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Nata de coco asal Dusun Sukorame, Desa/Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Minggu (26/3/2023). Makanan ini dicari saat Ramadan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Selain kolang-kaling, ada nata de coco yang banyak diburu warga selama ramadan.

Nata de coco cocok dicampur dengan berbagai macam bahan untuk dibuat menjadi minuman khas berbuka yang menyegarkan.

Tak heran, nata de coco banyak dicari, baik oleh pedagang maupun untuk di konsumsi di rumah.

Bagi warga Sragen tak perlu bingung, kemana akan mencari nata de coco.

Karena di Dusun Sukorame, Desa/Kecamatan Kedawung terdapat tempat produksi nata de coco.

Nama produknya adalah Yaco Prima Jaya yang sudah mulai berproduksi sejak tahun 1998.

Pemilik Yaco Prima Jaya, Sri Rahayu mengatakan pada hari biasa, produknya ia kirim ke pabrik nata de coco yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sementara ketika bulan ramadan hingga lebaran, ia memproduksi sendiri nata de coco dalam bentuk kemasan, yang ia jual ke pasar lokal.

"Hari biasa kita produksi nata de coco setengah jadi, lalu kita kirim ke pabrik, biasanya menjelang puasa sampai lebaran, itu kita kemas sendiri," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (26/3/2023).

Nata de coco Yaco Prima kini menjadi produk UMKM unggulan Kabupaten Sragen, karena merupakan produsen satu-satunya.

Dalam sehari, rata-rata ia bisa memproduksi nata de coco hingga 300-400 kilogram.

Dulu, dalam sehari ia mampu mengolah hingga 1000 liter air kelapa.

Baca juga: Ancaman Bagi Pelaku Perang Sarung di Sukoharjo, Polisi : Bisa Masuk Penjara karena Kategori Pidana

Baca juga: Kajadian Aneh di Tol Solo-Jogja : Alat Berat Rusak saat Ngebor Tempat yang Mitosnya Kerajaan Gaib

Namun, karena keterbatasan bahan baku, kini ia dalam sehari hanya mengolah 400 liter air kelapa saja.

Ia menggunakan bahan baku air kelapa asli yang difermentasi dengan dicampur bakteri Acetobacter xylinum.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved