Berita Klaten Terbaru
Jawaban Aqua Klaten Soal Air Irigasi yang Berkurang, Ada Temuan Jaringan Irigasi Tidak Maksimal
Aqua Klaten memberikan jawaban terkait berkurangnya air irigasi. Mereka mengaku melakukan survei langsung dan menemukan jaringan irigasi tak maksimal.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Aqua Klaten memberikan jawaban soal debit air irigasi menurun.
PT Tirta Investama (PT TIV) di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten menyebut hal tersebut wajar saat kemarau.
Melalui Stakeholder Relation Manager Aqua PT Tirta Investama (PT TIV), Rama Zakaria menyebutkan, bawasanya fenomena debit air berkurang saat musim kemarau merupakan hal yang lazim terjadi.
"Inti dari debit air berkurang saat kemarau itu fenomena dimana-mana, di kota besar seperti Semarang saja juga terjadi. Kelimpahan air terjadi saat musim hujan dan kekurangan air saat musim kemarau," ujar Rama kepada TribunSolo.com, Selasa (28/3/2023).
Selain itu, ia juga menyoroti pola tanam petani di Klaten.
"Petani memakai pola tanam 3 kali, pari-pari-pari (padi-padi-padi), padahal Bupati mengeluarkan perbub yang mengatur pola tanam di musim tanam ketiga untuk merespon musim air yang kurang saat terjadi kemarau," ungkapnya.
Pada dasarnya musim kemarau air secara alami berkurang, ditambah adanya jaringan irigasi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Baca juga: Cara PT Aqua Klaten Kelola Daerah Aliran Sungai : Selamatkan Bentang Alam, dari Hulu ke Hilir
Walet irigasi, talut yang mengalami kebocoran, dan dilakukannya corongan.
"Corongan itu oleh petani dibuat untuk mendapat air diluar jadwal bagi air," ujarnya.
Faktor sampah juga menjadi salah satu poin yang disoroti, sampah di saluran irigasi sekunder maupun tersier.
Sementara, untuk saluran irigasi primer adalah badan sungai Pusur.
Beberapa infrastruktur yang disurvei, di saluran yang menyempit mengalami penyumbatan.
Kelembagaan tani yang dimana tidak adanya ulu-ulu atau penjaga air, adanya pintu air yang rusak karena tidak ada penjaga juga membuat adanya potensi berebut air.
Hal tersebut terjadi karena tidak terjadwalnya sistem bagi air pada musim tanam ketiga atau kemarau.
"Itu beberapa poin kenapa air saat kemarau secara alami berkurang," ungkap Rama.
Pihaknya bersama beberapa pemangku kepentingan air seperti Sanggar petani Delanggu, Pemerintah Desa Delanggu, Aqua PT TIV, PSDA Provinsi Jateng, dan perwakilan Desa Kebonharjo pada Senin (27/3/2023) melakukan survei.
Itu dilakukan di 5 titik di Desa Kebonharjo, Keprabon, dan Delanggu yang mana ketiga Desa tersebut kurang lebih ada 30an hektar sawah lebih.
Dari hasil survei didapati adanya sedimentasi tinggi, gorong-gorong air menyempit, dan talut pondasi yang jebol.
"Jadi walaupun mereka gotong royong mengeruk walet atau sedimentasi ya air tidak sampai ke bawah, karena ada bocor di saluran irigasi tersier pinggir sawah," ucapnya.
Ketiga desa tadi saluran irigasinya didapati dari saluran primer Sungai Pusur, lalu mendapat suplesi dari Kali Brambang.
Pihak Aqua hadir karena memiliki komitmen untuk bagaimana ketahanan pangan menjadi salah satu pilar Aqua.
Yang mana regeneratif agriculture atau pertanian ramah lingkungan dapat menjadi penyangga ketahanan pangan.
"Visi besar Aqua adalah one planet one health, bagaimana orang jika ingin sehat makan dari makanan sehat. Yang diproduksi dengan cara-cara yang sehat, salah satunya air yang berkecukupan untuk pertanian," ujarnya.
Hal tersebut menjadi concern pihak Aqua PT TIV untuk mendorong irigasi bersama petani.
"Persoalan ini tidak bisa sendiri, Aqua hanya sebagai pendukung privat cek yang mendukung keberadaan petani dan keberadaan pemerintah," pungkasnya. (*)
Peneliti BRIN Dorong Situs Kropakan Jatinom jadi Museum Terbuka: Dulu Pemukiman Kuno |
![]() |
---|
Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo Beri Catatan Penting Jelang Operasional Pasar Gedhe |
![]() |
---|
Meski Belum Ramai, Penjualan Tiket Bus Arus Balik di Terminal Ir Soekarno Klaten Mulai Dicari |
![]() |
---|
TPS di Pinggir Desa Tegalgondo Klaten Terbakar, Dugaan Sementara Gegara Bakar Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
Temui Ketua DPRD, Komunitas di Klaten Minta Ada Revisi Perda Pengelolaan Cagar Budaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.