Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Piala Dunia U20

Jusuf Kalla Tak Tolak Israel di Piala Dunia U-20 : Justru Momentum RI Bantu Kepentingan Palestina

Jusuf Kalla justru berpendapat, Piala Dunia U-20 2023 bisa menjadi momentum untuk membuka dialog perdamaian antara Israel dengan Palestina.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla saat mengunjungi kantor redaksi Kompas di Menara Kompas, Jakarta, Senin (21/10/2019). 

TRIBUNSOLO.COM -- Sikap berani ditunjukkan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, Jusuf Kalla.

Dia enggan mengikuti jejak kepala daerah yang menolak Israel tampil di ajang Piala Dunia U-20 2023.

Jusuf Kalla justru berpendapat, Piala Dunia U-20 2023 bisa menjadi momentum untuk membuka dialog perdamaian antara Israel dengan Palestina.

Baca juga: Kata Pengamat Sepak Bola Karanganyar, soal Polemik Israel hingga Rumor Piala Dunia U-20 Dipindah

Dia berujar, kehadiran tim nasional atau Timnas Israel ke Tanah Air di ajang Piala Dunia U-20 menunjukkan adanya peran aktif Indonesia dalam upaya memperjuangkan hak-hak Palestina melalui jalur dialog perdamaian.

“Jadi, kalau Indonesia menerima kehadiran Israel dalam keikutsertaannya di Piala Dunia U20, justru menunjukkan peran aktif Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina melalui jalur dialog untuk perdamaian kedua pihak," kata Jusuf Kalla dalam keterangan resminya yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/3/2023).

Dia melanjutkan, ajang Piala Dunia U-20 merupakan momentum bagi Indonesia untuk mengenal kedua belah pihak baik Palestina maupun Israel.

Menurut Jusuf Kalla, posisi tersebut harus diperkuat jika memang Indonesia ingin membantu memperjuangkan kepentingan rakyat Palestina.

Pria yang akrab disapa JK ini berpendapat jika cara memperjuangkan dan memulihkan hak-hak rakyat Palestina, caranya bukanlah dengan perang.

JK mengatakan bahwa konflik antara Palestina dan Israel (perang Arab-Israel) sudah berlangsung lama yakni hingga 70 tahun.

Baca juga: Indonesia Ternyata Sudah Ajukan Syarat Khusus ke Israel Agar Ikuti Piala Dunia, tapi FIFA Menolak

Selama puluhan tahun berkonflik, pernah terjadi perang besar sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 1948, 1967, serta Perang Yom Kippur 1973.

Saat itu, negara-negara Arab yang terlibat dalam membela Palestina adalah Mesir, Suriah, hingga Yordania.

"Yang terlibat langsung membela kepentingan Palestina sebenarnya adalah Mesir, Suriah, dan Yordania melawan Israel,” tutur Jusuf Kalla.

Namun, menggunakan cara perang ternyata tidak efektif. Sebab, ketika cara itu yang digunakan, justru malah Israel yang menang dan banyak menguasai wilayah Arab.

“Ironisnya, setiap kali perang, wilayah Arab termasuk Palestina justru semakin banyak dikuasai Israel,” tutur dia.

Karena itu, JK mengatakan, dalam kondisi seperti saat ini, tentu tidak bisa lagi berharap banyak pada Mesir, Suriah, dan Yordania untuk berperang memperoleh kedaulatan Palestina.

Menurut JK, satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah melalui jalur dialog perdamaian.

Cara ini, menurut JK, merupakan yang terbaik.

“Maka, satu-satunya jalan yang terbaik untuk memperjuangkan dan memulihkan hak-hak bangsa Palestina melalui jalan dialog menuju perdamaian," katanya.

(Kompas.tv)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved