Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ramadan 2023

Cuan Produsen Mukena Sragen Mengalir, Banjir Order di Ramadan 2023: Sehari Produksi 600 Pcs

Produsen Mukena di Sragen kebanjiran order. Mereka bisa membuat ratusan pcs setiap hari selama ramadan ini. Bahkan, karyawan juga ditambah.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Proses produksi mukena di El Shafiq Konveksi yang ada di Dukuh Putat, Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Kamis (30/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Produsen mukena kebanjiran permintaan selama bulan ramadan tahun 2023 ini.

Bahkan mereka sampai kekurangan karyawan, karena saking banyaknya permintaan yang datang.

Salah satunya produsen mukena yang ada di Dukuh Putat, Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, yakni El Shafiq Konveksi. 

Pemilik El Shafiq Konveksi, Eni Annisa mengatakan, peningkatan permintaan mukena sudah terjadi sejak sebulan jelang puasa. 

Dalam sehari, usaha rumahan itu bisa memproduksi sekitar 600 pcs mukena. 

"Dibanding hari biasa ada peningkatan, karena hari biasa itu permintaan hanya dari pasar, misalnya sehari hanya 10-50 pcs, paling banyak 100 pcs itu tidak setiap hari, kalau lebaran bisa 600 pcs," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (29/3/2023).

Baca juga: Jaga Stabilitas Harga, Pemkab Klaten Sebar Paket Sembako Murah untuk Masyarakat Selama Ramadan

Meski begitu, pada ramadan tahun ini, jumlah permintaan berkurang dibanding ramadan tahun-tahun sebelumnya. 

Hal itu dikarenakan banyaknya pakaian impor yang merajalela di pasar, yang membuat usaha konveksi menjadi lesu. 

"Kalau tahun kemarin bisa sampai ribuan setiap hari, sekarang hanya ratusan setiap hari," ujarnya. 

"Kalau penyebabnya dari saya sendiri kurang begitu tahu, tapi kemarin adanya pakaian impor jadi mengurangi permintaan, karena pergantian permintaan kesana," tambahnya. 

Mukena produksinya kebanyakan ia kirim ke pengepul yang ada di Kota Solo, kemudian dikirim ke berbagai daerah. 

Karyawannya kini total ada 31 orang, yang mana memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Terbatasnya karyawan menjadi terkendala sendiri bagi produksi mukena. 

"Kendala yang dihadapi mencari tenaga orang, karena kemari  kami punya permasalahan sepi tadi, jadi sekarang mencari orang lagi, potongan kainnya sampai numpuk," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved