Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilpres 2024

Jokowi Akrab dengan Ganjar saat Kunjungan di Boyolali dan Solo, Pengamat: Tanda Negatif Buat Prabowo

Ganjar dan Gubernur Bali, Wayan Koster menolak kehadiran tim Israel dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mendampingi Presiden Jokowi meninjau harga bahan pokok di pasar sekitar Solo Raya, Senin (10/4/2023). 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo terpantau mengajak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo naik mobil kepresidenan selama kunjungan kerjanya di Solo dan Boyolali, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023) kemarin.

Hal itu tampaknya merupakan hal biasa yang dilakukan Presiden Jokowi, namun situasinya dianggap berbeda karena menjelang Pilpres 2024.

Diketahui, Ganjar Pranowo baru saja mendapatkan komentar pedas dari warganet dan dituding sebagai salah satu penyebab kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Baca juga: Saat Ganjar Pamerkan Kedekatannya dengan Jokowi : Semobil Selama Kunker di Solo Raya, Kemeja Kembar

Ganjar dan Gubernur Bali, Wayan Koster menolak kehadiran tim Israel dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Imbas dari intervensi pemerintah daerah itu, FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.

Sikap Ganjar yang berseberangan dengan Presiden Joko Widodo yang meminta semua pihak untuk tidak mencampuradukkan urusan sepak bola dan politik, memperburuk situasi.

Menurut analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensat) momentum kemesraan dengan Ganjar cukup menarik.

Baca juga: Eros Djarot Sarankan PDIP Usung Ganjar-Mahfud MD Jika Ingin Menang Lawan Anies dan Prabowo

"Jokowi ingin memperlihatkan hal ini pada siapa? Prabowo atau Megawati? Ke Megawati ia ingin memperlihatkan bahwa dirinya masih menginginkan Ganjar sebagai kandidat, atau ke Prabowo bahwa dirinya masih memiliki kandidat lain yang didukung?," ucap Hensat melalui keterangan tertulisnya, Selasa (11/4/2023).

Hensat lantas melanjutkan, momen Jokowi dengan Ganjar juga memiliki sisi negatif.

"Jokowi kembali ke kebiasaan awalnya, memberikan harapan pada banyak pihak, seperti pada Ganjar dan Prabowo. Jelas pertemuan ini tidak berdampak bagus pada Prabowo," ujar founder lembaga survei KedaiKOPI ini.

Menurutnya, pertemuan tersebut bisa saja ditujukan pada rakyat untuk menampilkan siapa yang ia dukung sebagai kandidat pada 2024.

"Ini merupakan bentuk komunikasi politik," imbuhnya.

Dia juga menggarisbawahi pertemuan Jokowi dengan Ganjar adalah bentuk demokrasi apa yang diinginkan presiden.

"Padahal kalau mau fair, harusnya memberikan kesempatan pada semua kandidat. Tapi ini kan hanya beberapa orang saja," ucap dia.

Ia mengatakan jika Jokowi mendukung salah satu kandidat dan menang, pertanyaan menariknya apakah calon tersebut akan mendengarkan Jokowi selaku mantan presiden.

"Harusnya seperti Megawati, saat menjadi presiden dan mencalonkan diri pada 2004, beliau tidak menggunakan kekuasaannya saat pemilihan," tutup dia.

(*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved