Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kecelakaan Maut di Tol Semarang Solo

Fakta Kecelakaan Beruntun di KM 487 Tol Semarang-Solo : Kendaraan 70 Ton Melaju dengan Gigi Tinggi

Dalam pemeriksaannya, tim menemukan jarum pada takometer atau RPM atau pengukur putaran mesin bergerak dari zona hijau ke zona putih.

Tribunsolo.com/Tri Widodo
Ketua Sub Komite investigasi Kecelakaan lalu lintas angkutan jalan KNKT, Ahmad Wildan bersama tim membeberkan hasil investigasi kecelakaan beruntun KM 487 Tol Semarang-Solo, Selasa (18/4/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kecelakaan beruntun yang berujung hilangnya 8 nyawa terjadi di tol Boyolali, Jumat (14/4/2023) lalu.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun langsung melakukan investigasi kecelakaan tersebut.

Selama 2 hari ini, KNKT melakukan serangkaian penelitian.

Pemeriksaan ini dimulai dengan memeriksa secara menyeluruh kendaraan yang terlibat kecelakaan itu.

Selain itu,  tim KNKT juga memeriksa jalan tol, baik di lokasi tragedi maupun ruas tol Semarang-Solo, dari Salatiga sampai juntion (Simpan susun) Kartasura selama seharian.

Ketua Sub Komite investigasi Kecelakaan lalu lintas angkutan jalan KNKT, Ahmad Wildan mengungkapkan jika investigasi ini dilakukan dengan memeriksa secara secara detail kondisi kendaraan.

Dalam pemeriksaannya, tim menemukan jarum pada takometer atau RPM atau pengukur putaran mesin bergerak dari zona hijau ke zona putih.

Dimana dalam takometer ini ada 3 zona, hijau, putih dan merah.

"Zona hijau itu power maksimal, putih itu torsi maksimal, dan zona merah itu bahaya," terang Wildan, kepada TribunSolo.com, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Melihat Catatan Kecelakaan Tol Semarang-Solo di Boyolali, Banyak Kejadian di Jam Ini  

Baca juga: Analisis Pakar soal Jalur Maut Tol Semarang-Solo : Kontur KM 475-490 Menurun, Picu Naiknya Kecepatan

Kendaraan yang menghantam minibus dan truk besar parkir ini menggunakan Hino PS 320 dengan menggunakan 8 gigi percepatan.

"Sehingga dapat kami pastikan, si pengemudi ini menggunakan gigi (tinggi) antara 5 sampai 8, sedangkan (gigi) ratio-nya juga digigi tinggi antara gigi 7 dan 8," jelasnya.

Namun, pihaknya belum mendapatkan data pasti soal gigi yang digunakan itu.

Sebab, pihaknya masih menunggu pihak Hino yang sudah membongkar sistem transmisi kendaraan tersebut.

Fakta transmisi yang digunakan itu sangat penting untuk mengetahui tingkat resiko kendaraan bermuatan 50 ton tersebut.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved