Laris Manisnya Pedagang Ketupat di Boyolali, Lebaran Laku 600 Buah, Untung Rp 300 Ribu

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Momen lebaran Idul Fitri menjadi berkah tersendiri bagi perajin ketupat musiman.

Jelang lebaran, banyak ada puluhan orang yang mendadak menjadi pembuat sekaligus pedagang ketupat.

Dari pantauan TribunSolo.com di Pasar Pengging, ada belasan lapak sasaran di jalan masuk ke pasar tradisional itu.

Mereka pun nampak sibuk menganyam janur untuk dibentuk menjadi ketupat.

Tak butuh waktu lama untuk merangkai dua lembar daun kelapa itu untuk dijadikan ketupat.

Setelah, genap 10 buah, ketupat itu lalu diikat jadi satu bandel.

Baca juga: Potret Salat Idul Fitri di Boyolali: 2 Ribu Orang Padati Lapangan Sunggingan, Dibuka Lantunan Takbir

Baca juga: Potret Takbiran Keliling di Boyolali, Bawa Perangkat Sound Sistem Menggelegar Bak Parade

Bandelan ketupat itu kemudian diletakkan di alas tepat lapak para perajin.

Tri Handayani salah satu pedagang kupat dadakan di depan Pasar Pengging ini.

Warga Mojosongo, Boyolali itu  mengaku setiap bandel ketupat yang dia bikin ini dia bandrol Rp 10-12 ribu.

"Kalau yang besar-besar ini Rp 12 ribu. Tapi kalau yang kecil Rp 10 ribu," jelasnya.

Hasil berjualan ketupat ini dirasa cukup lumayan.

Dalam sehari kemari, dia mampu menjual sedikit 60 bandel ketupat.

"Kemarin laku 600 buah Ketupat. Untungnya ya lumayan. Maro (separoh atau 50 persen) lah istilahnya," jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan Sunardi, pedagang lain.

"Ya lumayan. Dari pada duduk dirumah tidak hasil apa-apa. Kalau jualan ketupat ini, entah (laku) sedikit banyak, tetap ada hasilnya," tambahnya.

(*)