Berita Klaten
Mitos Sendang Bulus Jimbung Klaten, Dihuni 2 Bulus Jelmaan Abdi Dalem yang Dikutuk Raden Patohan
Ratu Keling jatuh cinta kepada Raden Patohan, tapi perasaan itu ditolak. Ratu Keling lantas mengutus 2 abdinya untuk melamar kembali sang pujaan hati
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Tak dipungkiri Kabupaten Klaten memiliki banyak wisata air, salah satunya adalah Sendang Bulus Jimbung atau Taman Bulusan.
Lokasinya berada di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.
Disebut Sendang Bulus, karena memang di pemandian itu ada binatang bulus, atau kura-kura punggung lunak.
Banyak warga bersaksi, saat masa kecil mereka, anak-anak biasa berenang di sana sambil naik ke punggung bulus tersebut.
Warga meyakini kisah, bulus yang hidup di sana dikenal dengan nama Kiai Poleng dan Nyai Remeng.
Salah satu penanggung jawab Taman Bulusan Sendang Bulus Jimbung, Mashuri (55) mengatakan kalau kisah dua bulus yang hidup di sendang tersebut merupakan kisah yang dipercaya warga sekitar.
"Konon, dahulu ada seorang raja bernama Raden Patohan yang tinggal disini, didatangi dua abdi dalem bernama Kiai Poleng dan Nyai Remeng," ujar Mashuri saat ditemui TribunSolo.com di lokasi, Minggu (30/4/2023).
Raden Patohan sendiri sebelumnya diceritakan merupakan keturunan Ratu Wiroto asal Jepara.
Ia dihukum oleh orang tuanya, dimana salah satu kakinya dipotong.
Raden Patohan juga diusir dari kerajaan.
Raden Patohan lalu pergi bersama salah satu abdi setia untuk mencari obat hingga ke wilayah Gunung Botak yang berada di sisi selatan Jawa.
Setelah kakinya sembuh, Raden Patohan mendirikan kerajaan di wilayah Jimbung.
Baca juga: Masjid Agung Al Aqsha Klaten, Lokasi Favorit Pemudik Lebaran 2023, Berkat Lokasi yang Strategis
Baca juga: Mitos Masjid Kuno Hadiah PB X di Jogonalan Klaten, Warga Sebut Pernah Lihat Sosok Gaib
Raden Patohan yang memiliki ketampanan dan kewibawaan ternyata membuat seorang putri jatuh cinta.
Putri tersebut berasal dari kerajaan Keling, dikenal sebagai Ratu Keling.
Ratu Keling sebelumnya menyatakan niat melamar Raden Patohan, tapi ditolak langsung oleh Raden Patohan.
Meski ditolak, Ratu Keling tetap berusaha menyatakan perasaan kembali melalui kedua abdi dalemnya yakni Kiai Poleng dan Nyai Remeng.
Raden Patohan yang terdesak dengan permintaan tersebut lalu mengutuk kedua abdi dalem tersebut menjadi bulus.
"Setelah kedua abdi tersebut menjadi bulus, Raden Patohan meminta mereka tinggal di sendang ini, dan nanti setiap bulan Syawal akan didatangi orang," jelas Mashuri.
Kedua bulus tersebut memiliki ukuran yang besar dan memiliki ciri khusus.
"Ukurannya kurang lebih 1 meter ada, kalau ciri khusus di punggung ada lekukan seperti punggung manusia dan satunya poleng (belang)," kata Mashuri.
Sayangnya, dua bulus ikonik tersebut sudah lama mati, kini hanya ada keturunannya saja.
"Kalau matinya sekitar 2009 lalu, jaraknya kurang lebih 3 sampai 4 tahun. Kalau sekarang hanya tinggal keturunannya saja, ukurannya sedang," jelasnya.
Kini Taman Bulusan atau Sendang Bulus Jimbung menjadi lokasi obyek wisata air saja.
Dengan membayar tiket masuk Rp.2 ribu pengunjung bisa menikmati segarnya air di kolam sendang Jimbung.
Dari pantauan TribunSolo.com, sendang sendiri banyak dikunjungi anak-anak dari wilayah sekitar Desa Jimbung.
Salah satunya adalah Faza, ia datang bersama temannya ke sendang menaiki sepeda dari rumahnya di Desa Pacalan, Wedi Klaten untuk berenang.
"Disini airnya segar, kadang juga bisa ketemu sama bulus," ungkapnya.
(*)
Klaten Segera Punya SLB Negeri, Disdikbud Jateng Sudah Ajukan Permohonan ke Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo Resmi Jabat Kapolres Klaten, Gantikan AKBP Warsono |
![]() |
---|
Diterjang Hujan Angin, Tenda Acara dan Papan Baliho di Cawas Klaten Ambruk |
![]() |
---|
Kisah Bocah di Klaten Buang HP ke Sumur, Marah Gegara HP Mati, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Susah Payah Damkar Klaten 1 Jam Ambil HP yang Dilempar Anak ke Sumur, saat Diangkat Kondisinya Rusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.