Viral

Viral Acara Brownis Dirujak Netizen Gara-gara Ajak Tamu Disabilitas Senam, Aktivis : Kurang Peka

Diketahui, tim kreatif Brownis saat itu menghadirkan bintang tamu instruktur senam heboh yang tengah viral di TikTok bernama Deo Valent.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
YouTube TRANS TV Official
Simak video viral acara Brownis Trans TV undang atlet disabilitas tapi diajak senam, bintang tamu akhirnya buka suara. 

TRIBUNSOLO.COM - Viral di media sosial, program acara Brownis Trans TV edisi Rabu, 17 Mei 2023 dirujak warganet.

Hal itu karena bintang tamu penyandang disabilitas diajak untuk menirukan gerakan senam di acara Brownis.

Diketahui, tim kreatif Brownis saat itu menghadirkan bintang tamu instruktur senam heboh yang tengah viral di TikTok bernama Deo Valent.

Baca juga: Cerita Ayu Ting Ting Ditawari Jadi Calon Wali Kota Depok, Langsung Menolak karena Bikin Repot

Ada tiga bintang tamu atlet paralympic yang hadir dalam acara tersebut.

Mereka adalah atlet atletik Joko Kuncoro Adi, atlet sepakbola amputasi Agung Rizki Satria, dan atlet tembak Yahas Nur Rahmat.

Deo Valent pada mulanya diminta untuk menantang para host, Ivan Gunawan, Ayu Ting Ting, Wendi Cagur, dan Ruben Onsu untuk menirukan senam.

Namun, tiga atlet berkebutuhan khusus itu juga diajak untuk menirukan senam Deo Valent.

Baca juga: Ibunda Boy William Akui Senang dan Setuju Jika Putranya Pacaran dengan Pedangdut Ayu Ting Ting

Salah satu bintang tamu, Agung Rizki Satria mengatakan awalnya tim kreatif meminta Deo Valent menantang para host untuk mengikuti gerakan senam.

"Dari kreatif nulisnya gitu, tantang dong host-nya, ternyata ada ajakan dari host, disuruh ikut aja," ungkap Agung saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (25/5/2023).

Setelah itu Agung dan Joko Kuncoro berdiri.

Tangkap layar tayangan Brownis Trans TV edisi Rabu, 17 Mei 2023 yang menjadi sorotan warganet.
Tangkap layar tayangan Brownis Trans TV edisi Rabu, 17 Mei 2023 yang menjadi sorotan warganet. (YouTube/Trans TV Official)

Sementara Yahas Nur Rahmat yang berada di kursi roda turut maju dan menirukan dengan gerakan tangan.

"Saya ya ikutin aja, yang bisa saya ikutin, mulai dari gerakan kaki, kaki yang saya punya."

"Awalnya juga ngerasa beneran diikutin enggak ini, terus sebelah kanan saya (Joko Kuncoro) juga ngikutin, makanya saya ngikutin," ungkap Agung.

Tetapi Agung mengaku mulai kesusahan untuk menirukan gerakan senam di bagian tengah.

"Pas bagian tangan agak susah, tapi pas saya coba masih bisa lah dikit-dikit," ungkapnya.

"Pas ganti musik yang keduanya saya enggak ngikutin banget, cuma gerak-gerak saja," imbuhnya.

Tidak Masalah

Agung mengatakan, hal itu tidak menjadi masalah baginya.

Tetapi ia juga memaklumi apabila ada pandangan yang menganggap tayangan tersebut kurang pantas.

"Ya mungkin buat yang awal-awal ngerasain kaya saya, mungkin betul kata mereka (netizen) seperti tidak pas," ujarnya.

Agung Rizki Satria, pemain timnas sepakbola amputasi Indonesia.
Agung Rizki Satria, pemain timnas sepakbola amputasi Indonesia. (Instagram @agungrizkii_15)

Agung mengaku saat dirinya diajak untuk senam, dia teringat kembali memori saat sekolah.

"Ya nggak masalah sih, awalnya malu aja, kaya keinget lagi waktu di sekolah, waktu SMA, mau gerak ngikutin teman-teman tapi susah," ujarnya.

"Enggak sedih, pengen lebih ngikutin aja," akunya.

Diketahui, Agung kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan di usia 7 tahun.

"Saat itu kelas 2 SD, kecelakaan kaki saya putus," ungkapnya.

Kini Agung menjadi salah satu pemain Timnas Sepakbola Amputasi Indonesia dengan segudang prestasi.

Tanggapan Pegiat Disabilitas

Sementara itu Komisioner Komnas Perempuan dan aktivis gerakan inklusif disabilitas, Bahrul Fuad menilai tayangan tersebut wujud kurangnya kepekaan masyarakat kepada penyandang disabilitas.

Meskipun, dinilai tidak sampai level penghinaan maupun pelecehan.

"Tidak sampai pelecehan dan penghinaan, tapi kesadaran kita masih kurang terkait dengan kepekaan terhadap teman-teman disabilitas," ungkap pria yang akrab disapa Cak Fu, saat dihubungi Tribunnews, Kamis (25/5/2023).

Hal-hal semacam itu menjadi gambaran masyarakat inklusi Indonesia belum terbangun dengan baik.

"Itu menjadi indikator semangat inklusifitas kita masih harus direfleksikan ulang, kita ingin membangun masyarakat yg inklusif, tapi belum mampu," ujarnya.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved