Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

GKR Timoer Sayangkan Revitalisasi Keraton Solo Dimulai dari Alun-alun: Kenapa Tidak di Dalam Dulu?

Putri sulung Paku Buwono (PB) XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer menyayangkan revitalisasi dimulai dari Alun-alun.

TribunSolo.com/Istimewa
Gambar desain alun-alun utara Keraton Solo, bakal diisi pasir pantai seperti pertama kali dibangun. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Rencana revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta memunculkan sejumlah polemik termasuk dari internal keluarga kerajaan.

Putri sulung Paku Buwono (PB) XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani pun ikut menyoroti terkait rencana revitalisasi kawasan Alun-Alun Keraton Kasunanan.

Ia mempertanyakan mengapa yang menjadi prioritas awal untuk direvitalisasi adalah kawasan Alun-alun, padahal ada kawasan lain yang lebih penting.

Namun demikian, ia mengapresiasi terkait rencana revitalisasi keraton Kasunanan.

“Sangat baik, bagus membantu Keraton untuk merevitalisasi. Namun, ada yang lebih urgent dibandingkan dengan Alun-Alun Utara yaitu Panggung Sangga Buana. Kondisinya sudah sangat rapuh dan memprihatinkan,” ujar Gusti Timoer setelah acara bersih-bersih keraton, Minggu (16/7/2023).

Apalagi menurut Timoer, ada sejumlah tempat yang lebih merepresentasikan Kaeraton Kasunanan Solo ketimbang Alun-alun

“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana,” tambahnya.

Lebih lanjut, Timoer menjelaskan bahwa pihaknya tidak dilibatkan dalam merancangkan revitalisasi keraton yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Baca juga: Diundang Malam 1 Suro di Mangkunegaran dan Keraton Solo, Gibran: Jangan Dikaitkan dengan Politik

“Pak Wali (Gibran Rakabuming Raka-red) kemarin ngendikan (bicara) usulan perubahan konsep atau apa dari keraton. Lha saat itu yang diajak ngomong siapa, emang tahu apa. Mohon maaf lho ya. Dan kapasitasnya mereka yang diajak ngomong itu mengerti enggak, dan tahu gak filosofinya,” terangnya. 

Termasuk saat dilaksanakan rekonsiliasi di Rumah Dinas Wali Kota Solo, Lodji Gandrung yang disebut Timoer pihak yakni Lembaga Dewan Adat (LDA) tidak dilibatkan.

“Semua kan juga ada, seperti Sinuhun PB XIII, Bu Asih (GKR Paku Buwono), GKR Wandansari (Ketua Lembaga Dewan Adat), Lha seharusnya saat akan direncanakan seperti ini semua juga harus dihadirkan dong. Jangan hanya mereka mereka saja yang notabene mewakili Sinuhun,” sambung Timoer. 

Setali tiga uang, Gusti Raden Ayu (GRay) Devi Lelyana Dewi ikut menyayangkan langkah, Gibran Rakabuming Raka terkaif revitalisasi keraton yang diawali dengan perbaikan alun-alun.

Apalagi menurutnya, masterplan atau denah Keraton Kasunanan saat ini dipegang oleh LDA. 

“Sebetulnya, yang menyerahkan masterplan dan tahu persis itu Gusti Wandan (Gusti Moeng-red). Seharusnya, beliau juga diikutsertakan. Diajak diskusi bersama," jelas GRay Devi.

"Mengingat Gusti Wandan yang lebih mengerti filosofi dari bangunan Keraton Solo. Kalau hanya Ibu Asih dan Gusti Purboyo, mungkin tidak tahu terlalu dalam mengenai keraton,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved