Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Malam 1 Suro di Solo

Tradisi Udik-udik Malam 1 Suro Pura Mangkunegaran: Boleh Dibelanjakan, Boleh Disimpan, Nambah Rezeki

Peringatan Malam 1 Suro 1956 EHE di Pura Mangkunegaran tidak hanya dimeriahkan dengan tradisi rebutan air kembang yang konon bekas jamasan pusaka. 

|
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Adi Surya Samodra
Tribunsolo.com/Andreas Chris
Masyarakat saat berebut dalam tradisi udik-udik di Pura Mangkunegaran, Selasa (18/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Peringatan Malam 1 Suro 1956 EHE di Pura Mangkunegaran tidak hanya dimeriahkan dengan tradisi rebutan air kembang yang konon bekas jamasan pusaka. 

Tapi ada tradisi lain, yang disebut dengan tradisi udik-udik. 

Dalam tradisi itu, warga yang hadir dalam peringatan Malam 1 Suro akan memperebutkan uang yang dibagikan perwakilan Pura Mangkunegaran

Biasanya, uang yang dibagikan itu berupa uang-uang koin. 

Baca juga: Tradisi Malam 1 Suro di Lereng Merapi : Sedekah Bumi, 10 Orang ke Pasar Bubrah, Larung Kepala Kerbau

Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat mengatakan bahwa rebutan udik-udik memiliki makna yang sama dengan tradisi rebutan ari kembang, yakni bagi-bagi rezeki.

"Maknanya mencari berkah," ujar Lilik saat ditemui usai acara.

Adapun pembagian udik-udik di Puro Mangkunegaran kali ini juga diikuti oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Makna pembagian udik-udik sendiri disebut Lilik bermakna membagi rezeki yang dimiliki Puro Mangkunegaran kepada masyarakat.

Baca juga: Kala Ganjar Lakoni Laku Bisu di Kirab Malam 1 Suro Puro Mangkunegaran, Diikuti Gibran dan Aria Bima

Udik-udik itu merupakan uang dengan berbagai pecahan yang disebar oleh keluarga Puro Mangkunegaran untuk masyarakat yang hadir di acara Kirab Malam 1 Suro 1956 EHE.

"Kita membagikan rejeki seadanya. Boleh (dibelanjakan) itu duit beneran kok tapi ada masyarakat yang percaya itu disimpan bisa menambah rezeki. Itu hak mereka Monggo," jelas Lilik.

Dalam acara kali ini, Lilik menerangkan ada banyak tamu undangan yang ikut serta melakukan tapa bisu mengitari Puro Mangkunegaran.

"Saya nggak bisa lihat kirab tadi tapi kalau barisan pangombyong kita siapkan 300 terus ada tamu undangan banyak tapi gak ada 2.000-an," ungkapnya.

Bukan Bekas Jamasan

Sebelumnya, rebutan air kembang yang konon bekas jamasan pusaka menjadi hal yang bisa dijumpai saat momen upacara Malam 1 Suro 1956 EHE.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved