Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Banyak Kader PDIP Tersirat Membelot Dukung Prabowo Subianto, Ini Saran Pengamat untuk Megawati

Pengamat menilai soal membelotnya sejumlah kader PDIP dengan secara tersirat mendukung Prabowo Subianto.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com / Tribunnews & Andreas Chris
KOLASE FOTO : Ketum Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri (kanan). 

TRIBUNSOLO.COM - Pertemuan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko, dan Prabowo Subianto menimbulkan persepsi dari sejumlah pihak.

Salah satunya adalah analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

Dari kacamatanya, dia menilai soal membelotnya sejumlah kader PDIP dengan secara tersirat mendukung Prabowo Subianto.

Baca juga: Kadung Babak Belur Diamuk Warga, Eks Caleg PDIP Disebut Tak Hamili Anak Kandung, Ini Kata Pengacara

Dia menyarankan PDIP agar memberikan saksi tegas agar hal serupa tidak berulang.

Sebab sebelumnya beberapa elite PDP secara tersirat mendukung Prabowo Subianto.

Jumlahnya pun berpotensi bertambah seiring waktu.

Dukungan kepada Prabowo Subianto sebelumnya sudah disiratkan Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko.

Baca juga: Benarkah Budiman Sudjatmiko Beri Tanda Dukung Prabowo Subianto di Pilpres? Ini Analisis Pengamat

"Karena itu memang harus ada langkah-langkah yang perlu dilakukan apakah memang sanksi yang cukup keras, tegas yang untuk diberhentikan atau dipecat di partai," kata Pangi dihubungi Kamis (20/7/2023).

Ia menyebut hal itu bisa menjadi upaya pemadam kebakaran agar tidak tapi tidak melebar kemana-mana.

"Itu menurut saya langkah yang harus dilakukan karena setelah diputuskan (Partai) tidak ada boleh lagi ada pendapat pribadi," jelasnya.

Pangi mengatakan, jangan ada lagi pandangan pribadi, like or dislike, pandangan dari kader-kader partai.

Baca juga: Masalah Layanan Publik, Gibran Semprot Admin Pemkot Solo : Kan Bisa Melayani di Luar Jam Kerja

"Hanya ada ruang itu sebelum diputuskan oleh partai dan setelah Ibu Megawati memutuskan bahwa Ganjar adalah calon presiden. Tentu ruang diskusi, dialektika atau konsensus, sudah tidak ada lagi. Sudah tertutup rapat," kata Pangi.

Menurutnya, yang namanya kader itu harus tegak lurus dengan elite penentu di partai politik. 

Sebab elite itu yang bisa mengambil keputusan, grassroots atau kader itu mengikuti apa yang menjadi titik penting dari partai.

"Apa lagi partai PDIP itu setahu saya, saham terbesarnya adalah Bu Mega sebagai veto player dan hubungan kader dengan ketua umum partai merupakan garis komando bukan garis putus-putus," sambungnya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved