Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mahasiswa UNS Tewas di Kos

Berkaca Kasus Meninggalnya Mahasiswa UNS, Benarkah Diet Bisa Sebabkan Kematian? Ini Penjelasannya

Lantas benarkah diet bisa berujung fatal hingga menyebabkan kematian? Begini hasil riset kesehatannya.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Grid.id
Ilustrasi diet 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kasus meninggalnya Mahasiswa UNS asal Balikpapan, FAG (24)  di kamar kos di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, menyisakan tanda tanya.

Dari informasi yang didapat TribunSolo.com, FDA disebut tengah menjalani program diet. 

Hal ini diungkapkan tetangga sekaligus penjaga kos, Marwi (50).

Baca juga: Cerita Relawan yang Ikut Evakuasi Mahasiswa UNS Tewas di Kamar Kos, Ada Temuan Obat 

Marwi menyebut bila FAG beberapa waktu terakhir ini melakukan program diet. 

Hal ini dilakukan untuk mengurangi berat badannya. 

FAG bahkan memesan makanan dari katering, menunya berbahan sayur-sayuran. 

"FAG itu, baru menjalankan program diet karena memang tubuhnya gemuk," ujar Marwi kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Cindy Fatikasari Bagikan Tips Diet, Dalam 4 Bulan Berat Badannya Turun 7 Kilo

Bahkan, setiap pagi, FAG berolahraga di depan kosnya. 

"Olahraga tiap pagi, lari-lari di depan kos. Selesai olahraga langsung masuk kos," tambahnya. 

Sementara itu, teman satu kos FAG, Farid (22) mengatakan, memang benar korban sedang program diet terlihat dari makanan yang dikonsumsi salah satunya hanya sayur-sayuran. 

"Setahu saya, memang F ini makan hanya sayuran saja tidak ada nasi atau yang makanan berat," singkatnya, saat ditemui TribunSolo.com. 

Baca juga: FIRASAT Penjaga Kos Lokasi Mahasiswa UNS Meninggal, Pamit Tinggalkan Kos, Ternyata Pergi Selamanya

Lantas benarkah diet bisa berujung fatal hingga menyebabkan kematian?

Mengutip Kompas.com, dari hasil penelitian, pola konsumsi rendah karbohidrat memang bagus untuk menurunkan berat badan.

Tapi, pola diet semacam ini berbahaya bagi harapan hidup manusia.

Riset dilakukan dengan meneliti 15.400 orang Amerika selama rentang waktu 25 tahun untuk melihat efek jangka panjang dari konsumsi karbohidrat.

Hasilnya menunjukan, mereka yang mengonsumsi karbohidrat mampu hidup empat tahun lebih lama daripada meraka yang mengonsumsi makanan rendah karbohdirat.

Baca juga: Cerita di Balik Meninggalnya Fatih, Mahasiswa UNS di Kamar Kos: Sedang Jalani Diet, Makan Tanpa Nasi

Riset juga menemukan mereka yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah sedang hidup setahun lebih lama daripada mereka yang mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak.

Selain itu, mereka yang menghindari karbohidrat biasanya mengonsumsi daging lebih banyak.

Inilah yang menyebabkan peningkatan risiko kanker dan kematian dini.

Tak hanya itu, diet dapat memberikan beberapa hasil positif, misalnya menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah.

Akan tetapi, diet yang ketat juga bisa menimbulkan beberapa efek yang berpotensi berbahaya pada jantung sebagai akibat dari peningkatan kadar lemak jantung.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved