Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

BKKBN Minta Solo Turunkan Angka Stunting hingga 11 Persen Tahun Ini, Gibran Siap?

Angka stunting di Solo diharapkan bisa turun sampai 11 persen. Hal ini melihat dari capaian yang sudah dilakukan selama ini.

TribunSolo.com/Andreas Chris
Ilustrasi anak di Kota Solo. Kasus stunting pada anak masih menjadi perhatian. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo meminta agar Kota Solo bisa menurunkan angka stunting mereka sampai 11 persen. 

Harapan ini diberikan karena penurunan stunting Solo hingga saat ini dianggap cukup baik.  

Bagaimana dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka? Apakah siap dengan permintaan ini.

Hasto Wardoyo mengatakan, penurunan stunting Kota Solo di tahun 2022 cukup drastis bahkan lebih dari rata-rata nasional.

"Kota Solo bagus karena dari 20 koma sekian lebih turun menjadi 16 Persen. Turunnya 4 Persen lebih. Kalau nasional 2,8 Persen," jelasnya saat ditemui di Balai Kota Solo.

Menurutnya, hal ini tidak lepas dari berbagai pihak yang gencar untuk melakukan program perbaikan gizi. Kota Solo menjadi salah satu percontohan di tingkat nasional.

"Bisa untuk percontohan karena Solo jauh di atas nasional. Saya kira tim pendamping keluarga, PKK, kader-kadernya kompak. Ada 1000 lebih tadi tim pendamping keluarga yang dikerahkan," terangnya.

Ia pun berharap tahun ini Pemerintah Kota Solo bisa menekan lagi angka stunting sampai 11 Persen.

Sedangkan secara nasional pihaknya menargetkan 14 Persen tahun 2024.

"Saya berharap di tahun 2023 akhir sudah 11 Persen," ungkapnya.

Baca juga: Cara TP PKK Klaten Lestarikan Budaya dan Tekan Angka Stunting: Gelar Lomba Pidato dan Memasak

Selain itu, berbagai inovasi dilakukan, salah satunya pendataan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.

"Banyak sekali inovasinya terutama aplikasi by name by address sehingga bantuan-bantuannya tepat sasaran," jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menyindir banyak anggaran stunting yang habis hanya untuk perjalanan dinas. Ia pun memastikan bahwa anggaran yang digelontorkan tepat sasaran.

"Penyerapan anggaran juga di atas 92 Persen. Anggaran stunting polanya sudah jelas. Pola anggaran melalui DAK hanya melalui produk lokal sesuai arahan presiden. Melalui dana desa atau dana kelurahan ada khusus untuk beli makan produk lokal. Masing-masing pengawasan sendiri," tutur Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Ia mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kesadarannya untuk meningkatkan gizi anak. Salah satunya pemenuhan protein.

"Himbauan saya produk lokal harus banyak dikonsumsi. Jangan banyak makanan pabrikan. Banyak orang punya uang tapi nggak jelas. Selemah-lemahnya protein telur ikan," terangnya.

Selain mengenai gizi, ada pula tingkat pernikahan anak yang juga perlu diselesaikan. Tahun 2022 lalu tercatat sebanyak 52 ribu mengajukan dispensasi nikah.

"Data pernikahan dini yang minta rekomendasi dispensasi pernikahan. Jumlah pernikahan hampir 2 juta. Kalau 50 ribu 2,5 Persen. Dulu dispensasi 16 tahun sekarang bawah 19 tahun. Kesannya naik. Saya memandang 50 ribu tidak kenaikan," jelasnya.

Kota Solo menjadi satu-satunya yang berhasil menarik dana luar negeri untuk pemerintah di daerah dalam mengatasi stunting. Hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab akan digunakan untuk mengentaskan stunting.

"Ada Johns Hopkins Foundation. Banyak dari perusahaan. Memang lebih banyak dari pusat. Solo satu-satunya bisa mengerahkan dari negara lain," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved