Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Cerita Sinem di Poleng Sragen, Pilih Jual Sapi Miliknya, Kewalahan Merawat Imbas Susah Cari Air

Di Sragen ada warga yang memilih menjual satu sapinya karena kesulitas mencari air. Sebab, dia harus bolak-balik.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Sinem, warga Dukuh Bendorejo, Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen yang terpaksa menjual sapi karena kewalahan mencari air untuk minum sapinya, di tengah krisis air bersih, Senin (21/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sinem (49) terpaksa menjual sapi miliknya karena tidak sanggup lagi merawat di tengah krisis air bersih yang saat ini ia alami.

Sinem merupakan warga Dukuh Bendorejo, Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen.

Ia menjual seekor sapinya pada Bulan Juni 2023 lalu.

Alasannya, karena kewalahan mencari air di musim kemarau ini.

"Sapinya 1 dijual, sudah sapi dewasa, tidak kuat ambil air dijual bulan kemarin," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (21/8/2023),

Sinem biasanya mengambil air dengan menggunakan klenthing atau tempat menyimpan air yang terbuat dari tanah liat.

Sehari, Sinem bisa bolak-balik sebanyak 5-6 kali untuk mengambil air.

Jika tidak ada bantuan air, biasanya Sinem mengambil air di sumur tua yang berjarak 500 meter dari rumahnya.

Sekali mengambil air, ia bisa menghabiskan waktu selama 30 menit.

Baca juga: Mengenal Tradisi Jumat Legen di Dusun Sukorejo Sragen, Warga Patungan Beli Sapi untuk Disembelih

"Biasanya ambil air itu pas pagi, bisa 5 kali bolak-balik, sekali ambil bisa 30 menit, kalau untuk minum sapi membutuhkan 2 klenthing ini," jelasnya.

"Kalau 2 sapi habiskan bisa sampai 5 klenthing, makanya tidak kuat ambil air, capek, pakan juga tidak ada, semuanya juga harus beli," jelasnya.

Sehari-hari, Sinem merupakan seorang penjual sayur keliling.

Bisa dikatakan sapi yang ia pelihara adalah salah satu aset yang dimilikinya.

Saat ini, Sinem tinggal merawat satu sapi saja.

Sapi yang ia jual digunakan untuk membeli beras dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Bapak penghasilan tidak pasti, saya bakul sayur keliling, pendapatannya Rp 350.000 buat makan, buat kasih uang saku ke anak, itu bersihnya kadang Rp 350.000 untuk satu bulan," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved