Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Politisi PDIP Ini Sebut Budiman Sudjatmiko Sempat Minta Jatah Menteri Sebelum Dukung Prabowo

Berdasarkan klaim politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus, Budiman Sudjatmiko pernah minta garansi kepada PDIP agar mendapat jatah menteri. 

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS.COM
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko kini mendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto dalam gelaran Pilpres 2024. Budiman dan Prabowo mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center Semarang pada Jumat (18/8/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Seorang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengungkapkan momen sebelum Budiman Sudjatmiko memutuskan mendukung Prabowo Subianto.

Berdasarkan klaim politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus, Budiman Sudjatmiko pernah minta garansi kepada PDIP agar mendapat jatah menteri. 

Konon kata Deddy, permintaan itu disampaikan langsung kepada Sekjen PDIP Hastro Kristiyanto.

Baca juga: Rencana Budiman Sudjatmiko jika Jadi Dipecat PDIP : Rehat dari Politik Dulu, Nanti Daftar Lagi

Deddy menjelaskan, Budiman meminta untuk menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) walau hanya tiga bulan.

"Dia datang ke kita minta dijamin untuk bisa dapat jatah kursi menteri, walaupun hanya tiga bulan," kata Deddy kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).

Namun saat itu kata Deddy, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menolak permintaan Budiman.

Alasannya karena penunjukan menteri merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi dan PDIP tidak bisa memberi jaminan.

Baca juga: Gibran Beri Selamat ke Budiman Sudjatmiko di Kopdarnas PSI : Selamat Tak Jadi Dipecat PDIP

"Oleh Sekjen ditolak dong. Mana bisa menggaransi itu. Itu kan hak prerogatif presiden. Kita saja pun, hanya bisa merekomendasikan kepada Presiden Jokowi," ujar Deddy.

PDIP pun saat ini diakuinya memilih membiarkan manuver politik Budiman Sudjatmiko.

"Ya biarin aja dulu dia berdansa-dansa, apa namanya, jadi penentu lah kalau di dalam kepalanya, entah penentu apa? Dia aja nyaleg gagal," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga sempat menyinggung sikap politik Budiman.

Menurut Megawati, kadernya itu saat ini sedang berdansa politik dan itu biasa menjelang Pemilu.

Baca juga: Hadir di Kopdarnas PSI, Gibran, Yenny Wahid dan Budiman Sudjatmiko Diprospek Jadi Calon Ketum?

Megawati bahkan sudah memprediksi hal seperti bakal terjadi dan tidak akan berhenti pada manuver eks Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu.

Dalam kunjungannya ke kantor DPD PDIP Yogyakarta, Megawati sempat menyebut nama Budiman.

"Nih, kalau mau ditulis sama wartawan. Saya sebut kasus nih, Pak Budiman Sudjatmiko,” kata Megawati disambut sorakan oleh kader PDI-P yang hadir di Kantor DPD PDI-P DIY, Selasa (22/8/2023).

Megawati Soekarnoputri mengecek setiap ruangan di Kantor DPD PDIP Yogyakarta didampingi Ketua DPD PDIP Yogyakarta, Nuryadi, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan bacapres Ganjar Pranowo.

Dia mengungkapkan, saat awal periode kedua pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden, Jokowi saat itu menanyakan kondisi politik Indonesia menjelang Pemilu 2024.

Baca juga: Potret Rumah Kades Dibal Boyolali, Terdakwa Kasus Dugaan Galian C Ilegal : Paling Megah, 2 Lantai

“Bu, suasana nanti ketika akan pemilu kalau menurut Ibu, suasananya seperti apa,” ujar Megawati menirukan Jokowi.

Pertanyaan ini lalu dijawab oleh Megawati bahwa pada Pemilu 2024 kondisi politik di Indonesia seperti orang berdansa. Jawaban Megawati membuat Jokowi bingung.

“Itu simbol. Berdansa itu bisa sendiri, bisa dua orang, bisa ramai-ramai. Terus bisa slow motion (gerakannya pelan). Terus, ada rock and roll.

Nanti kalau sudah, gonta ganti pasangan. Yang sono ganti sono, yang sini ganti sini,” ujar Megawati.

Megawati mengungkapkan, saat itu Jokowi tertawa kecil mendengar penjelasannya.

Sebelumnya, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto pada Pemilu 2024.

Tentu saja dukungan ini diketahui berbeda dari sikap PDI-P yang sebelumnya telah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.

Menurut Budiman, perubahan sikap politiknya ini tak lepas dari buku Paradoks Indonesia yang ditulis oleh Prabowo Subianto.

Dalam buku itu, Budiman menilai bahwa Prabowo memiliki semangat yang sama dengan para aktivis.

"Setelah 25 tahun membaca Paradoks Indonesia yang ditulis Pak Prabowo semangatnya sama dengan aktivis yang memperjuangkan Indonesia," kata Budiman, Jumat (18/8/2023).

Karenanya, ia berani mengambil risiko mendukung Prabowo, dibandingkan bakal capres lainnya.

Kepada Prabowo, Budiman pun menitipkan kemajuan desa jika terpilih menjadi presiden.

"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa, dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," ujar dia.

Atas pilihannya itu Budiman diberi dua opsi oleh PDIP, mundur sebagai kader partai atau dipecat.

(Warta Kota)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved