Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Andika Perkasa Sebut Ganjar Pranowo Layak Pimpin Indonesia, Siap Jika Ditugaskan jadi Menteri

Andika Perkasa menyebut dia siap ditempatkan di bawah anggota kabinet sekalipun, jika Ganjar Pranowo jadi Presiden RI.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto bersama Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa di sela-sela pelatihan Jurkam muda pendukung Ganjar Pranowo di I News Tower, Jakarta, Selasa (18/7/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Nama mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Jenderal TNI (Purn) Muhammad Andika Perkasa laris disebur di sejumlah lembaga survei jelang Pemilu 2024.

Andika Perkasa pun mengaku siap terjun ke dunia politik.

Kepada Warta Kota usai melakukan wawancara ekslusif bersama Tribun Network di Gedung Bisnis, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (23/8/2023), Andika mengungkapkan niatnya tersebut.

Baca juga: PSI Tarik Dukungan, Ganjar Pranowo Ogah Tanggapi

"Kalau bisa saya tetep mendalami bidang saya, karena 40 tahun di birokrasi, kemudian ilmu pendidikan saya tentang eksekutif, jadi kalau saya punya pilihan akan lebih optimal kalau saya berkarier di eksekutif dari pemerintah kalau ada rezeki," ucap Andika saat ditemui, Rabu.

Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono menyebut alasannya terjun ke dunia politik.

Dia semata-mata tak menjadi politikus, namun ingin menjadi badan eksekutif di pemerintahan negara.

"Saya membayangkan sesudah pensiun dari karier pertama saya 40 tahun, badan saya kan masih sehat, saya masih produktif dan harus harus produktif, enggak mau saya nganggur di rumah," kata Andika.

"Betul saya sekarang sudah bekerja di perusahaan swasta sebagai komisaris, tetapi kan juga itu kan bukan bidang saya. Bisa saya belajar, tetapi lebih optimum prestasi saya kalau saya bekerja di bidang yang kami kuasai," imbuh dia.

Baca juga: Gibran Ogah Dipakaikan Jaket & Beri Salam Metal di Kopdarnas PSI, FX Rudy : Mas Wali Setia ke PDIP

Andika menyebut dia siap ditempatkan di bawah anggota kabinet sekalipun.

"Tapi berarti kan saya harus masuk bersamaan dengan presiden. Presiden terpilih, membentuk kabinet dan saya berharap bisa masuk di situ," kata Andika.

"Nah kalau itu yang terjadi, berarti kan yang menentukan calon presiden dan juga wakil presiden kan partai politik, ya berarti saya harus masuk dalam sistem politik nasional dulu," imbuh dia.

Oleh karena itu, lanjut Andika, dirinya sudah mendatangi salah satu partai politik untuk meminta bergabung.

Meski demikian, Andika tak mau membeberkan parpol mana yang dia datangi.

Baca juga: Pengalaman Militer Andika Perkasa Dipertimbangkan Buat Lengkapi Ganjar, Sinyal Cawapres Menguat?

Hanya saja, secara terang-terangan, Andika menyebut jika ia mendukung penuh bakal calon presiden Ganjar Pranowo pada 2024 mendatang.

"Tidak ada perintah dari siapapun, justru saya lah yang menentukan pilihan saya sendiri. Saya tidak punya target, saya tidak punya target ingin jadi apa enggak. Tetapi yang pasti saya lakukan tahun depan memilih, nyoblos. Karena itulah kesempatan pertama nyoblos," kata dia.

"Makanya terlepas dari apapun nanti yang diberikan kepada saya tugas, yang jelas saya kan nyoblos untuk Pilpres dan saya memilih Mas Ganjar," imbuh dia.

Menurutnya, pilihan tersebut merupakan hasil pemikiran yang matang, di samping dia mengenal Ganjar Pranowo secara personal.

Begitupun dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

"Saya kenal Mas Ganjar dan Mas Anies itu relatif sama, jadi baru setelah saya menjadi Paspampres. Saya ikut Pak Jokowi sebagai komandan Paspampres, di situ pertama kali," kata dia.

Dia menilai, Anies dan Prabowo pantas menjadi pejabat negara. Namun Ganjar Pranowo, layak menjadi pemimpin Indonesia.

"(Ganjar) sangat pantas memimpin Indonesia," ucap dia.

Sementara itu, saat ditanyai perihal nomenklatur apa yang mungkin diberikan kepadanya jika benar-benar masuk ke dalam kabinet bersama presiden baru nanti, Andika mengharapkan tugas tersebut sesuai dengan bidang pendidikannya.

"Tugas apapun yang diberikan saya siap, tapi kalau melihat pendidikan saya, kemudian pengalaman saya, jelas Menteri Pertahanan menurut saya cocok, Menkopolhukam cocok, kemudian misalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) cocok, Mensetneg cocok juga," pungkas dia. 

Pengalaman berkesan mengawal Jokowi

Senyum merekah nampak jelas dari wajah seorang Purnawirawan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Muhammad Andika Perkasa kala membicarakan soal pengalaman kariernya selama 40 tahun. 

Andika mengaku bahwa menjadi komandan pasukan pengaman presiden (Paspampres) adalah hal yang paling berkesan buatnya. 

Diketahui, Andika menjadi Komandan Paspampres selama satu tahun tujuh bulan mulai 22 Oktober 2014.

Kala itu, dia mengawal Presiden Joko Widodo di periode pertamanya. 

Menurut Andika, ada kesan yang berbeda kala ia menjadi Paspamres.

Pasalnya, dirinya lebih berfokus kepada pengamanan, bukan hanya tugas kemiliteran sebagaimana biasanya.

Selain itu, ia juga jadi lebih banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat, sebab mengikuti ritme kerja presiden.

"Bedanya, kalau jabatan lain bahkan sampai Kasat, sampai Panglima (TNI) itu bidang yang kami geluti militer, tapi kalau Paspampres itu pengamanan," kata Jenderal TNI (Purn) Muhammad Andika Perkasa saat ditemui, Rabu.

"Dan justru kami berhadapan dengan satu orang yang memimpin negeri ini, dan keluarganya dan wakilnya tapi juga dengan masyarakat. Jadi hari-hari berhadapan langsung dengan masyarakat yang menurut saya sensitif," imbuh dia. 

Dijelaskan Andika, mengawal seorang presiden jauh lebih menantang lantaran harus mengikuti tugas dan keinginan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Antara yang diinginkan oleh presiden dan wakil presiden, beliau-beliau ini kan punya visi, punya misi, beliau ingin tampil terlihat oleh masyarakat. Tapi di sisi lain juga beliau itu enggak bisa sebebas-bebasnya berada di tengah-tengah masyarakat karena ada pengamanan yang harus dilakukan," kata Andika.

"Karena beliau bukan hanya menjadi pribadi doang, tetapi beliau sudah menjadi presiden, berarti punya beban dan tanggung jawab," lanjutnya.

Tak jarang, lanjut dia, dirinya yang kala itu berpangkat Mayjen, terkena omel warga yang ingin mendekat kepada Presiden Jokowi.

Entah berapa banyak ia menyaksikan warga terdorong-dorong, terjepit, hingga tersungkur demi bisa bersalaman dengan presiden.

Namun meski nuraninya terguncang di posisi yang seperti itu, Andika hanya bisa mengintruksikan agar warga mundur dengan membuat pagar betis.

"Yang kasihan itu kan yang sudah deket sama presiden, tapi tidak dipilih misalnya. Sementara kami harus membentengi dengan pagar betis, tapi dari belakang mereka itu mendorong. Karena yang belakang itu pengennya maju, sehingga kejepit-jepit," jelas Andika. 

Lebih lanjut, Andika berujar, tantangan terberatnya kala menjadi Paspampres, bukan saat mendampingi presiden ke tempat-tempat indoor (dalam ruangan), melainkan saat di luar ruangan (outdoor) seperti pasar.

Sebab, situasi di luar ruangan lebih rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Iya kalau acaranya di gedung, di kementerian, di Istana, itu kan semua orang yang hadir di sekitar presiden itu masuk security door, masuk ke metal detector. Lah kalau beliau kegiatan di pasar kan enggak mungkin se-pasar (diberi metal detector) karena beliau (Jokowi) juga enggak mau aktivitas pasar terganggu," ungkap Andika.

"Di pasar tahu sendiri tiap lapak ada pisau minimal satu," imbuhnya.

Sehingga, Andika menggambarkan jika bekerja menjadi komandan Paspampres di era Jokowi laksana sebuah seni.

Dirinya merasa selalu dibuat olahraga jantung setiap hari tanpa ampun.

"Itu kayak seni, makanya saya bilang enggak bisa dilupakan, karena itu deg-degannya tiap hari," pungkas dia sembari tersenyum semringah.

Untuk diketahui, Andika Perkasa lahir pada 21 Desember 1964 di Bandung, Jawa Barat.

Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMA), ia lantas melanjutkan pendidikan di Akademi Militer dan lulus pada 1987.

Dilansir dari Kompas.com, setelah lulus dari akademi militer, Andika langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus. 

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya. Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI

Baca juga: Sekjen PDI Perjuangan Ungkap Andika Perkasa Jadi Kandidat Cawapres Dengan Kemungkinan Terbesar

Selama bertugas, Andika melanjutkan pendidikan di berbagai universitas. Pada 2003 hingga 2011, ia lulus S-1 sarjana ekonomi dalam negeri itu berada di Washington DC, Amerika Serikat, untuk memperoleh pendidikan militer.

la meraih tiga gelar S-2 (MA, MSc, MPhil) dan satu gelar S-3 (PhD) dari The George Washington University, National Defense University, Norwich University, dan Harvard University.

Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat. Pangkatnya pun dinaikkan menjadi brigadir jenderal.

Kemudian pada 22 Oktober 2014, dia dilantik menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pangkatnya pun naik menjadi Mayor Jenderal.

Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura. 

Kemudian, pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad). Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal.

Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

la menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilu gubernur Sumatera Utara.

Kemudian, pada 22 November 2018, Andika dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) lewat keputusan Presiden Nomor 97/TNI Tahun 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAD.

(Warta Kota)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved