Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Solo

Kemarau Diprediksi Sampai Januari 2024, Warga Solo Sudah Mulai Rasakan Dampak Kekeringan

Kemarau panjang diprediksi akan dirasakan hingga Januari mendatang. Hingga saat ini PDAM mengatur debit air agar merata untuk pelanggan.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Droping Air Bersih di Kampung Pundung Gede dan Gambirsari, Kelurahan Joglo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Humas Perumda Air Minum Kota Solo, Bayu Tunggul menjelaskan pihaknya telah bersiap menghadapi kemarau panjang yang diprediksi sampai Januari 2024.

Pihaknya pun telah berkoordinasi untuk penggunaan air Sungai Bengawan Solo dengan beberapa lembaga.

"Menurut prediksi BMKG Januari. Kalau yang dari air bengawan solo kemarin kami koordinasi di rapat air Bengawan Solo," terangnya saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (26/8/2023).

Pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Perum Jasa Tirta.

Hal ini perlu dilakukan agar instalasi pengolahan air bisa terus berjalan.

"Menghadapi kemarau panjang kita koordinasi dengan BBWS dan Jasa Tirta. Supaya di Sungai Bengawan Solo tetap stabil dan 3 instalasi pengolahan air tetap operasional," jelasnya.

Baca juga: Warga Solo Rasakan Dampak Kemarau, Sumur Mengering, PDAM Droping AirĀ 

Sedangkan untuk air dari sumur dalam, pihaknya mengubah tekanan sesuai dengan perubahan pola konsumsi masyarakat di masa kekeringan ini. Kebutuhan air mengalami lonjakan pada 3 minggu terakhir karena sumur warga kekeringan.

"Sebenarnya pola distribusi mengikuti pola konsumsi masyarakat. Kalau dari sumur dalam tidak nyala 24 jam," terangnya.

Pihaknya menambah tekanan di beberapa saluran untuk menyesuaikan pola konsumsi ini.

Terutama di daerah dimana sumur warga mengalami kekeringan.

"Kita distribusi mulai jam 5 pagi mulai menggunakan air. Kita perbanyak distribusi mulai jam 3 malam. Di daerah tertentu sumur dangkalnya kekeringan tadinya tekanan 0,5 ternyata kurang ini kita tambahi. Air kita arahkan ke situ," jelasnya.

Beberapa daerah memiliki tipologi yang naik turun sehingga memerlukan tekanan lebih tinggi.

Pihaknya memberlakukan berbagai strategi agar distribusi air bersih bisa merata.

"Untuk sumur dalam supply untuk daerah geografis naik turun seperti Mojosongo, Petoran, Gambirsari, dan sekitarnya kita ubah pola valve-nya supaya aliran bisa merata supaya tidak ada yang mengeluh kekurangan air lagi," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved