Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Diskusi Sepak Bola di Solo, FX Rudy Singgung Gagalnya Piala Dunia U-20 & Barter Piala Dunia U-17

FX Hadi Rudyatmo menyinggung bagaimana awal ia ikut meneken persetujuan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang kemudian batal digelar.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin
Susana diskusi di Girly Corner, Selasa (29/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Anggota Komite Normalisasi PSSI 201, FX Hadi Rudyatmo menyinggung bagaimana awal ia ikut meneken persetujuan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang kemudian batal digelar dalam sesi diskusi di Girly Corner, Selasa (29/8/2023).

Sampai kemudian akhirnya PSSI berhasil melakukan lobi untuk menukar dengan Piala Dunia U-17.

Rudy menolak anggapan bahwa olahraga harus dilepaskan dari politik.

Ia pun mengupas kilas baik bagaimana Presiden Soekarno menyelenggarakan pekan olahraga nasional (PON) pertama di Stadion Sriwedari.

PON I diselenggarakan 9 September sampai 12 September 1948.

Baca juga: Aksi 2 Remaja Putri Mencuri di Baluwarti Solo : Pakai Motor Merah, 18 Detik, Helm Bogo Hijau Raib

"Olahraga jangan dicampuradukkan dengan politik itu salah besar," kata Rudy. 

"Pekan olahraga nasional di Sriwedari untuk menyatukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke,"

"Kajian itu tidak asal-asalan namun penuh dengan pertimbangan," tambahnya.

Adapun penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia mendapat penolakan sejumlah elite.

Diantaranya Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Baca juga: Skrining Tes Infeksi Menular Seksual ke Puluhan Anak Jalanan di Solo, Hasilnya 1 HIV dan 4 Sifilis

Penolakan yang disuarakan menyingung terkait partisipasi Timnas Israel dalam ajang tersebut.

Piala Dunia U20 batal karena penolakan Israel sebagai salah satu peserta dituding menggunakan standar ganda.

Sebab, saat itu Bali menjadi tuan rumah Inter-Parliamentary Union (IPU) dimana salah satunya parlemen dari Israel.

"Wakil rakyat parliamentary seluruh wakil rakyat kumpul jadi satu. Tidak ada kaitannya dengan pemerintahan," ucap Rudy.

"Yang dibahas aspirasi rakyat masing-masing," tambahnya.

Menurutnya, justru ketika Piala Dunia U-20 benar-benar digelar potensi kekacauan cukup mengkhawatirkan.

Baca juga: Kisah Pilu Wanita Salatiga Dijadikan Budak Seks di Solo, Pelaku Kirim Video Syur ke Tetangga Korban

Berbagai penolakan akan muncul dan menjadi preseden buruk bagi Indonesia.

"Semua kecewa. Namun kekecewaan ini bukan kekecewaan yang tidak ada artinya," jelas dia.

"Lebih kecewa lagi kalau negara ini chaos dan tidak bisa menyelenggarakan kompetisi tingkat dunia," tambahnya.

Akhirnya, FIFA mengalihkan gelaran ke Argentina.

"Yang menggagalkan bukan Ganjar dan Koster tapi FIFA itu sendiri. Yang ditolak adalah Israel," tegas FX Rudy.

Ia pun memandang penolakan terhadap Israel sebagai bagian dari konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

"Kalau bicara Palestina bukan perang agama tapi perebutan teritorial," jelas dia.

"Sehingga Palestina ada hubungan diplomatik dengan Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: KONDISI 60 Kubik Tripleks Pasca Kecelakaan Truk di Jalan Solo-Sragen : 80 Persen Rusak dan Patah

Ia ikut menyambut baik Piala Dunia U17 yang akan segera digelar 10 November - 2 Desember 2023.

"Ke depan sepak bola ini mau dikemanakan," ungkap dia.

"Perhelatan U-17 nanti sebagai pecinta sepak bola kita jaga betul sebagai tuan rumah yang baik," tambahnya.

Berbagai konsekuensi pun mengiringi gelaran ini.

Salah satunya sterilisasi yang dirasa cukup berat bagi pedagang kecil.

"Sterilisasi sudah persyaratan dari FIFA," terang dia.

"Sekian ratus meter baru boleh berjualan pernak-pernik," imbuhnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved