Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Harapan Gibran soal Pola Kerja Pemkot Solo di Masa Depan: Bekerja Seperti Perusahaan Startup Digital

Sejauh ini pola kerja semacam ini telah diterapkan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

|
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (29/8/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ingin menerapkan pola kerja seperti yang diterapkan Perusahaan Startup Digital.

Pola ini menuntut tiap pegawai bisa lebih fleksibel sehingga lebih responsif menghadapi persoalan.

"Dari dinas ini bisa minta bantuan dinas sana untuk gabung tim untuk menyelesaikan masalah tertentu. Itu bisa banget diterapkan di Solo. Itu biasanya diterapkan di startup digital di perusahaan swasta," jelas Gibran saat ditemui di kantornya, Rabu (30/8/2023).

Sejauh ini pola kerja semacam ini telah diterapkan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Pemerintah Kota Solo sudah menerapkan sebagian kecil dengan penilaian Key Performance Index (KPI).

"Ya apa yang saya pelajari di Jabar Pak Ridwan Kamil selaku Gubernur cukup bagus ya. Kalau sini sudah KPI diperkuat lagi seperti aplikasi dijalankan di jabar," ujarnya.

Dengan demikian para Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa lebih cepat dalam merespon berbagai permasalahan di masyarakat. Pelayanan pun bisa ditingkatkan.

Baca juga: Pemeriksaan Rektor UNS Jamal oleh Kejati Semarang, Kejari Solo: Baru Kali Ini, Kami Hanya Ketempatan

Baca juga: Pupuk Nasionalisme, Korem Solo Ajak 43 Seniman, Lukis Mural 120 meter di Simpang Tugu Wisnu Manahan

"Kecepatan merespon, kecepatan pelayanan. Birokrasi yang tidak kaku. Space kantor yang tidak qubicle. Tidak terkotak-kotak. Semua penyelesaian masalah team based," terangnya.

Ia ingin banyak memotong birokrasi yang berbelit-belit.

"Itu bagus itu mau saya tiru. Pelayanan lebih cepat, respon lebih cepat, birokrasi dipotong. Budayanya harus dihapus. Budaya jelek," jelasnya.

Namun, ia belum menerapkan Work from Home (WFH) atau Work from Anywhere (WFA).

Sebab, pengawasan pegawai dinilai lebih sulit.

"Yo ngantor no. Sebisa mungkin tetap di sini. Urusan WFH dan WFA mengko sik. Tetap di sini dulu. Biar kita lebih mudah memonitor. Ngantor ning kene we kadang-kadang kaya gitu opo keneh ning ngomah," terangnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved