Pencabulan Santriwati di Karanganyar

Dinas Turun Tangan, Dampingi Korban Dugaan Pencabulan di Ponpes Karanganyar

Para korban dugaan pencabulan kini mendapat pendampingan dari dinas terkait. Mereka menjaga psikologis korban.

(Kompas.com/ Ericssen)
Ilustrasi pencabulan 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Dinas terkait di Karanganyar ikut mendampingi para korban dugaan pencabulan di Ponpes Karanganyar

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Karanganyar, Agam Bintoro, mengatakan, seluruh korban masih dalam pendampingannya.

Dia mengatakan, mereka dipersilakan tetap bersekolah.

"Kita jaga agar mereka tak tenggelam trauma, tetap harus sekolah, jangan dulu ke Ponpes itu supaya menghindari tekanan mental," kata Agam.

Agam menyerahkan kasus ini kepada pihak berwajib. 

Dia meminta polisi mengusut tuntas sampai seluruh korban mendapat keadilan.

"Hak mereka dilindungi dalam mengenyam pendidikan, bergaul dan bermasyarakat. Identitas dijaga ketat agar jangan terjadi perundungan," ujar Agam.

"Untuk sementara enam orang korban, lima dari Karanganyar dan satu dari Wonogiri, ayo berani melapor, muncul korban lain sangat memungkinkan," imbuh Agam.

Ia mengaku, pelaku merupakan warga Jatipuro.

Dia sendiri tak menyangka pelaku tega berbuat nista. 

"Perawakannya kalem dan santun, ternyata predator anak,"pungkasnya.

Terungkap dari Cerita ke Pacar

Kasus pencabulan di pondok pesantren (Ponpes) di Karanganyar terbongkar karena curhat korban pada pacarnya. 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Divisi Pelaporan dan Pendampingan P2TP2A Karanganyar, Anastasia Sri Sudaryatni. 

Dia mengatakan, kejadian ini terungkap lantaran korban curhat dengan pacarnya, dia mengaku dicium oleh guru ngajinya di pondok tersebut. 

"Korban bilang ke pacarnya, 'kok ada perlakuan seperti ini, aku dicium'," ucap Anastasia.

Mendengar curhatan korban membuat pacarnya murka dan tak terima hal tersebut.

Baca juga: UPDATE Kasus Pencabulan Santriwati di Karanganyar : Periksa 9 Saksi, Pimpinan Ponpes Jadi Tersangka

Kemudian, pacar korban meminta korban untuk melaporkan hal tersebut ke orang dewasa.

Awalnya, korban meminta orang tua menjemputnya dari pondok tanpa bilang penyebabnya. 

Namun, guru BK di sekolahnya ternyata bisa membuat korban bicara jujur.

"Akhirnya sampailah kabar itu ke guru BK, soalnya korban tidak jujur ke orang tua kenapa ia mau keluar dari pondok," ucap Anastasia.

Sebagai informasi, para santri yang mondok di pondok tersebut bersekolah di SMK umum diluar pondok. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved