Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Ganjar Pranowo Batal Isi Kuliah Kebangsaan di FISIP UI Hari Ini, Dekan: Agenda Tetap Berjalan

Bacaleg Ganjar Pranowo batal menghadiri kuliah kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia hari ini, Senin (11/9/2023).

Penulis: Tribun Network | Editor: Mardon Widiyanto
Kolase Tribunnews.com
Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo (kiri) dan Bacapres Anies Baswedan (kanan). 

TRIBUNSOLO.COM - Bakal calon Presiden Ganjar Pranowo batal menghadiri kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia hari ini, Senin (11/9/2023).

Meski Ganjar membatalkan untuk hadir dalam even tersebut, pihak kampus tetap mengatur jadwal agar tetap datang.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Dekan FISIP UI, Semiarto Aji Ourwanto.

"Pagi, kuliah tidak jadi tanggal 11, kami belum dapat kabar lagi, silahkan cek Humas FISIP UI," kata Aji saat dikonfirmasi, Senin, dikutip dari Wartakotalive.com.

Sebelumnya, Ganjar dijadwalkan mengisi kuliah kebangsaan bertajuk "Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan".

Disebutkan, mengenai kegiatan Kuliah Kebangsaan tersebut, FISIP UI menegaskan akan tetap berjalan dan kini tengah melakukan penyesuaian jadwal dengan Ganjar.

Momen Ganjar Pranowo menangis saat pamitan di hadapin ribuan Jawa Tengah yang berkumpul halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang Selasa sore.
Momen Ganjar Pranowo menangis saat pamitan di hadapin ribuan Jawa Tengah yang berkumpul halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang Selasa sore. ((Istimewa/TribunNews))

Baca juga: Jokowi Beri Pesan untuk Menterinya yang Maju di Pilpres 2024 : Harus Komitmen Terhadap Dua Hal Ini

Anies Sudah Penuhi Undangan UI

Sementara itu, bacapres Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan sebelumnya sudah memenuhi undangan dari UI untuk mengisi Kuliah Kebangsaan, Selasa (29/8/2023).

Kendati demikian, Anies menegaskan bahwa yang dilakukannya menjadi pembicara tersebut bukanlah kampanye politik.

"Ini berbeda dengan kampanye, yang kerjakan di sini bukan sebuah kampanye," kata Anies Baswedan saat ditemui sesuai mengisi kuliah umum.

Hal tersebut, lantaran, ia tidak membawa alat peraga atau ajakan memilih kepada mahasiswa.

"Karena kan tidak ada alat peraga, tidak ada ajakan untuk memilih," ujar Anies.

Dalam kuliah umum tersebut, Anies membahas mengenai arah bangsa ke depan.

"Ini adalah tempat di mana arah ke depan dibahas prioritas ke depan dibahas dan masyarakat ilmu seperti kampus telah melakukan yang tepat untuk melakukan itu," ungkapnya.

Menurutnya, sejak dulu kampus mengundang orang untuk berbicara.

Anies Baswedan setelah Gelar Karya dan Sidang Terbuka Pertanggungjawaban Disertasi Karya Seni Promosi Doktor Pascasarjana ISI Surakarta
Anies Baswedan setelah Gelar Karya dan Sidang Terbuka Pertanggungjawaban Disertasi Karya Seni Promosi Doktor Pascasarjana ISI Surakarta (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin)

Baca juga: Kandidat Bakal Cawapres Prabowo Subianto Mengerucut 3 Sosok, PAN Beberkan Nama-namanya

Tanya Jawab Anies dan Mahasiswa UI

Anies ditanya oleh seorang mahasiswa UI mengenai bagaimakah strateginya mengatur kebijakan di pemerintahan jika terpilih menjadi presiden 2024 nanti.

Seorang mahasiswa UI yang menanyakan mengenai strategi apa yang akan Anies terapkan nanti ketika membuat kebijakan agar dapat diterima oleh seluruh fraksi di DPR, meskipun yang mendukungnya sedikit.

Anies mengatakan, jika kebijakan yang diterapkan berorientasi pada masyarakat banyak dan memberikan manfaat, maka pemerintah bisa mengomunikasikannya kepada publik.

Pemerintah akan meminta dukungan publik karena kebijakan tersebut untuk kepentingan masyarakat.

"Ketika kebijakannya itu berorientasi kepada masyarakat banyak, memberikan manfaat, maka eksekutif pemerintah bisa mengomunikasikan kepada publik dan meminta dukungan publik karena kepentingan masyarakat," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (30/8/2023).

Anies pun mencontohkan ketika dulu ia mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jakarta yang pada saat itu hanya didukung oleh dua partai.

Namun, Anies bisa membuktikan bahwa ketika gagasan, argumen, dan data bisa disampaikan, hal tersebut akan menjadi sebuah kekuatan.

Sehingga, ia melihat kekuatan ide dan kepentingan umum itu merupakan faktor terbesar.

"Kami merasakan, ketika di Jakarta dulu, saya mengikuti Pilkada tidak bersama dengan Pileg, jadi partai yang mendukung di DPR ada sembilan partai dan yang mendukung kami hanya dua," kata Anies.

"Tapi apa yang terjadi? Persuasi, sampaikan gagasan, argumen dibangun, data-data dikumpulkan, sehingga itu menjadi sebuah kekuatan. Jadi, kita melihat kekuatan ide, kepentingan umum itu sebagai faktor terbesar," sambungnya.

Anies pun menyampaikan, jika suatu kebijakan memerlukan otot politik agar ide yang ada bisa dijalankan.

Maka dari itu, Anies melihat hal tersebut merupakan cara yang harus digunakan.

"Kalau kebijakannya tidak mementingkan kepentingan umum, kemudian dia partisan, maka dia perlu otot politik buat jalan, karena kalau tidak ada otot politik, ide itu tidak bisa jalan," tutur Anies.

"Kenapa? Karena dia tidak menggunakan data, tidak menggunakan data saintifik, karena itu dia butuhnya otot politik, tapi ide yang baik, memberikan manfaat pada orang banyak itu idenya sendiri punya otot, punya daya tarik, bisa jalan."

"Jadi, saya melihat, cara itu yang harus kita gunakan," pungkasnya.

Baca juga: Cak Imin Bongkar Alasan Tinggalkan Prabowo: Sudah Ada Firasat Tak Dipilih Jadi Cawapres

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved