Info Pendidikan
Mengenal Pentingnya Kompetensi 4C untuk Seorang Guru di Abad 21
4C adalah singkatan dari creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi).
Penulis: Ibnu DT | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Guru adalah sosok penting di balik keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peran vital untuk mengolah kecerdasan anak menjadi optimal.
Untuk itu, seorang guru harus memiliki kecakapan saat menyampaikan ilmu kepada siswa.
Ditambah lagi, kemajuan teknologi saat ini sangat berpengaruh menunjang aktivitas hariannya.
Baca juga: PYP Al Firdaus Gelar Three Ways Conference, Jelaskan Pentingnya Peran Orang Tua Agar Anak Jadi Hebat
Di era sekarang ini, kita mengenal 4C, istilah tersebut muncul pada pembelajaran abad ke-21 yang mengedepankan keterampilan dan inovasi dalam proses belajar mengajar.
Lantas, apa itu 4C?
Simak penjelasan dari Humas SD Al Firdaus, Sunaryo Putro lebih lengkapnya!
Sunaryo melihat, kompetensi 4C wajib dimiliki seorang guru guna proses pembelajaran.

Pengertian 4C dalam pembelajaran di era saat ini, pembelajaran adalah tentang kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan pemikiran kritis.
4C ini adalah landasan pendidikan modern yang diperlukan oleh semua peserta didik agar dapat berhasil di dalam masyarakat.
Pengertian 4C
4C adalah singkatan dari creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi).
Lebih lanjut Sunaryo menjelaskan pentingnya guru memiliki 4C dalam mendukung kegiatan belajar di sekolah.
Creativity (kreativitas) kreatif dalam konsep 4C merupakan proses berpikir kreatif dalam mengeluarkan ide, gagasan, atau inovasi baik itu ide orisinil baru yang unik atau suatu pemecahan masalah.
Menurutnya kreativitas menjadi hal yang wajib dimiliki seorang guru untuk menghadapi beragam kemajuan abad 21 ini.
"Guru harus kreatif, karena kalau tidak kreatif tidak bisa memberikan inspirasi untuk anak-anak."
"Jadi guru kita di Al Firdaus dilatih untuk kreatif, melalui pembelajaran dengan menggunakan beragam kegiatan dan contoh langsung untuk anak-anak."
Dia mencontohkan anak diberikan tugas untuk menunjukkan perubahan teknologi dalam beberapa masa, seperti setrika yang dahulu menggunakan arang atau radio zaman dahulu bentuknya besar namun saat ini radio sudah ada dalam gawai.
"Maka dengan tugas semacam itu, anak bisa datang ke pasar barang bekas untuk mencari tahu barang tersebut dan mengeksplorasi lebih jauh dengan pengamatan langsung," jelasnya.
"Itu dilakukan agar anak tidak bosan, selain itu agar anak paham betul bagaimana perubahan teknologi begitu cepat," imbuhnya.
Kemudian Critical Thinking (berpikir kritis) adalah menganalisis informasi dan membuat keputusan yang tepat yang melibatkan pengajuan pertanyaan, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda, dan berpikir kreatif.
Menurutnya, guru tidak hanya sekedar memberikan soal atau pertanyaan yang berkutat pada pengetahuan semata.
"Sekarang guru harus membuat pertanyaan yang mengajarkan sebab akibat," jawabnya.
Dengan begitu anak akan dituntut berfikir lebih jauh, tidak hanya sekadar menghafal sebuah ilmu.
Namun mereka akan memahami betul konsep dasar dari ilmu yang diajarkan di sekolah.
Yang ke tiga Collaboration (kolaborasi).
Kolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang melibatkan penggunaan keterampilan kerja tim dan berbagi sumber daya.
Baik itu antar siswa, guru dengan siswa, guru dengan orang tua, guru dengan guru.
Dengan 4C, fokus siswa akan bergeser dari sekadar menghafal informasi menjadi terlibat dengan masalah dan mengembangkan keterampilan dunia nyata.
Dari sisi siswa sendiri, kolaborasi dapat terbentuk dari tugas-tugas kelompok yang tujuannya untuk melihat bagaimana siswa-siswa yang memiliki pemikiran, watak, dan sifat yang berbeda dapat menyatukan pendapat dan mengerjakan tugas secara baik.
Tujuan lain dari kolaborasi adalah untuk membangun jiwa kepemimpinan siswa yang dapat terlihat dari perannya mengatur dan membimbing siswa lainnya untuk mengerjakan masing-masing bagian yang sudah diberikan.
Terakhir, Communication (komunikasi).
Komunikasi merupakan kemampuan untuk bertukar informasi dan ide dengan orang lain dengan cara yang jelas dan ringkas.
Cara tersebut melibatkan penggunaan berbagai metode untuk berkomunikasi, termasuk format lisan, tertulis, dan digital.
Dalam penerapannya, guru dapat memilih topik yang akan dibahas kemudian lakukan diskusi dengan melemparkan pertanyaan.
Baca juga: Pentingnya Mengenalkan Lingkungan Baru untuk Anak-anak, Ini Penjelasan Guru TPP Al Firdaus
Dari sini, guru dapat menilai bagaimana cara siswa menyampaikan pendapat dan berargumen dengan baik.
Usai semua siswa memaparkan pemikirannya, kemudian guru memberikan masukan dan saran dari pendapat yang sudah disampaikan.
"Tentunya guru masa kini adalah guru memiliki kesiapan diri untuk mencetak generasi yang akan datang sesuai dengan tantangan zaman," pungkasnya. (*/adv)
Jadwal Ujian Mandiri UIN RM Said Surakarta, Jangan Sampai Ketinggalan Buat Segera Daftar |
![]() |
---|
Para Siswa TKII Al Abidin Tampil Bersinar di Great Assembly 2025, Unjuk Kebolehan Berbahasa Inggris |
![]() |
---|
SPMB SD Warga Surakarta 2025/2026 Masih Dibuka, Ada Banyak Pilihan Jalur Masuk, Ayo Buruan Daftar! |
![]() |
---|
Kenalkan Kampus ke Mahasiswa Baru, Upitra Tegaskan Tak Bebankan Pembangunan ke Mahasiswa |
![]() |
---|
Anti Ribet, Begini Cara Daftar SPMB SMP Warga Surakarta : Terkenal Prestasi Akademik & Non Akademik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.