Berita Sragen
29.141 Jiwa di Sragen Merana, Butuh Air Bersih di Tengah Kekeringan, Musim Hujan Ditunggu-tunggu
Diketahui, saat ini ada 7 kecamatan di Kabupaten Sragen yang membutuhkan distribusi air bersih.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Setidaknya ada 29.141 jiwa atau 7.973 Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Sragen yang membutuhkan air bersih.
"Total penerima manfaat distribusi air bersih ada 7.973 KK dan 29.141 jiwa," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto, Selasa (19/9/2023).
Dia mengatakan saat ini, ada 7 kecamatan yang membutuhkan distribusi air bersih.
"Total jumlah lokasi terdampak ada 7 kecamatan yakni Kecamatan Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen dan Jenar," ujar Giyanto.
Lanjutnya, dari 7 kecamatan terdapat 30 desa yang mengalami krisis air bersih.
Kecamatan Sukodono sebelumnya belum membutuhkan dropping air bersih.
Namun, saat ini warga di Desa Gebang dan Desa Baleharjo di Kecamatan Sukodono mulai membutuhkan bantuan air bersih.
Baca juga: Cerita Warga Desa Kedungjambal Sukoharjo Terdampak Kekeringan, Sebulan Terakhir Butuh Air Bersih
Saat ini, desa yang terdampak kekeringan di Kecamatan Jenar adalah Desa Ngepringan, Banyurip, dan Jenar.
Kemudian, krisis air bersih di Kecamatan Tangen tersebar di 6 desa, yakni Desa Dukuh, Ngrombo, Galeh, Katelan, Jekawal dan Desa Denanyar.
Kecamatan paling banyak terdampak kekeringan berada di Kecamatan Sumberlawang, yang menyebar di 7 desa, yakni Desa Ngargosari, Ngargotirto, Kacangan, Pagak, Cepoko, Jati, dan Tlogotirto.
Lantas, masing-masing ada 4 desa yang terdampak kekeringan di Kecamatan Miri (Gilirejo Baru, Gilirejo, Bagor, Brojol), Kecamatan Gesi (Poleng, Srawung, Slendro, Gesi), Kecamatan Mondokan (Pare, Jekani, Gemantar, Sumberejo).
Baca juga: Kandang Ayam Terbakar, Warga Kalijambe Sragen Rugi hingga Rp80 Juta
Padahal, awal musim hujan di Kabupaten Sragen diperkirakan baru akan terjadi pada bulan November 2023.
Hal tersebut sesuai dengan prakiraan yang dikeluarkan BMKG, dimana awal musim hujan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah terjadi pada November.
Dengan begitu, belum datangnya musim hujan di Kabupaten Sragen membuat bencana kekeringan semakin meluas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen, Triyono mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan distribusi air bersih.
"Untuk droping air bersih masih terus berjalan," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (19/9/2023).
(*)
Seorang Warga Sragen Nekat Jadi Dokter Gadungan di Bantul: Pasien Divonis HIV, Raup Setengah Miliar |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut Motor vs Truk Terjadi di Ngarum Sragen, Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Dapur Rumah Warga Sragen Terbakar, Api Tak Merembet Berkat Teriakan Minta Tolong Tetangga |
![]() |
---|
Ditinggal Pergi Belanja, Dapur Rumah Warga Desa Mojorejo Sragen Ludes Terbakar |
![]() |
---|
Sosok KA, Pak Ogah di Sragen yang Diamankan Polisi, Disebut Suka Memaksa Minta uang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.