Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

29.141 Jiwa di Sragen Merana, Butuh Air Bersih di Tengah Kekeringan, Musim Hujan Ditunggu-tunggu

Diketahui, saat ini ada 7 kecamatan di Kabupaten Sragen yang membutuhkan distribusi air bersih.

TribunSolo.com / Septiana Ayu
Emak-emak di Dukuh Bendorejo, Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen mengantre untuk mengambil bantuan air bersih, Senin (21/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Setidaknya ada 29.141 jiwa atau 7.973 Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Sragen yang membutuhkan air bersih.

"Total penerima manfaat distribusi air bersih ada 7.973 KK dan 29.141 jiwa," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto, Selasa (19/9/2023).

Dia mengatakan saat ini, ada 7 kecamatan yang membutuhkan distribusi air bersih.

"Total jumlah lokasi terdampak ada 7 kecamatan yakni Kecamatan Miri, Sumberlawang, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen dan Jenar," ujar Giyanto.

Lanjutnya, dari 7 kecamatan terdapat 30 desa yang mengalami krisis air bersih.

Kecamatan Sukodono sebelumnya belum membutuhkan dropping air bersih.

Namun, saat ini warga di Desa Gebang dan Desa Baleharjo di Kecamatan Sukodono mulai membutuhkan bantuan air bersih.

Baca juga: Cerita Warga Desa Kedungjambal Sukoharjo Terdampak Kekeringan, Sebulan Terakhir Butuh Air Bersih

Saat ini, desa yang terdampak kekeringan di Kecamatan Jenar adalah Desa Ngepringan, Banyurip, dan Jenar.

Kemudian, krisis air bersih di Kecamatan Tangen tersebar di 6 desa, yakni Desa Dukuh, Ngrombo, Galeh, Katelan, Jekawal dan Desa Denanyar.

Kecamatan paling banyak terdampak kekeringan berada di Kecamatan Sumberlawang, yang menyebar di 7 desa, yakni Desa Ngargosari, Ngargotirto, Kacangan, Pagak, Cepoko, Jati, dan Tlogotirto.

Lantas, masing-masing ada 4 desa yang terdampak kekeringan di Kecamatan Miri (Gilirejo Baru, Gilirejo, Bagor, Brojol), Kecamatan Gesi (Poleng, Srawung, Slendro, Gesi), Kecamatan Mondokan (Pare, Jekani, Gemantar, Sumberejo).

Baca juga: Kandang Ayam Terbakar, Warga Kalijambe Sragen Rugi hingga Rp80 Juta

Padahal, awal musim hujan di Kabupaten Sragen diperkirakan baru akan terjadi pada bulan November 2023.

Hal tersebut sesuai dengan prakiraan yang dikeluarkan BMKG, dimana awal musim hujan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah terjadi pada November.

Dengan begitu, belum datangnya musim hujan di Kabupaten Sragen membuat bencana kekeringan semakin meluas.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen, Triyono mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan distribusi air bersih.

"Untuk droping air bersih masih terus berjalan," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (19/9/2023).

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved