Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Klaten : Dawet Beras Handayani, Jualan Sejak 1987, Pernah Dijual Rp50 Perak per Mangkuk

Lokasinya di Jalan Rajawali, dekat gapura gang Latar Putih, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.

Tribunsolo.com/Zharfan Muhana
Dawet Beras Handayani di Jalan Rajawali, Depan Gang Latar Putih, Bareng, Klaten 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Cuaca panas yang tengah melanda Indonesia, paling cocok dinikmati dengan kuliner yang segar.

Di Klaten, ada rekomendasi minuman dawet yang patut dicoba Tribunners.

Namanya Dawet Handayani.

Lokasinya di Jalan Rajawali, dekat gapura gang Latar Putih, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.

Handayani (55), sang pemilik mengungkapkan berjualan dawet untuk melanjutkan usaha orang tua.

"Dulu jualan dari lulus SMEA (SMA), tahun 1987," ujar Handayani saat ditemui TribunSolo.com, Senin (25/9/2023).

Diceritakan Handayani, orang tuanya telah berjualan dawet sejak dirinya belum lahir.

Setiap hari sejak pagi hari, ia selalu membuat dawet.

Baca juga: Kuliner di Boyolali, Basecamp Walidi Pelopor Kuliner Sambil Menikmati Senja di Waduk Cengklik

"Buat sendiri (dawet), dari tepung beras, sama santan, juruhnya gula merah asli," paparnya.

Handayani biasa buka pada pukul 10.00 WIB hingga sore.

Namun di akhir pekan atau Sabtu-Minggu, ia memilih buka mulai lebih awal karena ada bantuan sang anak.

Awalnya ia membuka usaha dawet di Pasar Gedhe, namun karena pasar itu direnovasi Handayani pindah ke Pasar Darurat.

"Di sana sepi, lalu pindah ke sini sejak habis Covid-19," terangnya.

Keluarganya pun juga membuka usaha dawet beras di Pasar Gedhe yang baru selesai direnovasi, tepatnya di lantai 2 Gedung B.

Dulunya, dawet tersebut pernah dijual dengan harga Rp50 perak per mangkuk, kini harganya bervariatif.

Mulai dari Rp4.000 untuk 1 mangkuk dawet campur yang dibungkus, Rp6.000 untuk dawet bungkus pisah, serta Rp14.000 untuk cendol 1 plastik.

Rasanya Khas

Tato, warga Tonggalan mengaku sudah menjadi pelanggan tetap di warung ini sejak kecil.

"Sudah langganan sejak kecil, rasa dawetnya istimewa," jelasnya.

Ia mengatakan jarang menemukan dawet yang enak dan pas saat dinikmati.

Kenikmatan itu hanya ia temukan di Dawet Handayani.

"Ini dawet beras, rasanya tidak terlalu manis. Rasanya gak nyethek kalau orang jawa bilang,"ucapnya.

"Santannya juga ga kental, seger tidak enek. Teksturnya (dawet) klenyer-klenyer (lembek mudah hancur), tidak seperti dawet pati yang kenyil," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved