Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Duet Ganjar-Prabowo Dinilai Tak Masuk Akal, Pengamat Sebut Kartu AS Ada di Tangan Jokowi dan 2 Tokoh

Banyak yang meyakini duet terwujud, tak sedikit pula yang pesimistis jika Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bisa jadi satu poros di Pilpres.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berjabat tangan dengan eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disela-sela Ngobrol Publik pada acara BelajaRaya 2023 di Pos Bloc, Jakarta, Sabtu (29/7/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Jelang dibukanya pendaftaran capres dan cawapres, bergulir wacana duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Banyak yang meyakini duet ini bisa terwujud, tak sedikit pula yang pesimistis jika Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bisa jadi satu poros di Pilpres.

Namun dari kacamata analisis politik,wacana itu sulit diwujudkan lantaran keduanya sama-sama dijagokan sebagai bakal calon presiden (capres).

Baca juga: Prabowo Cerita Banyak Emak-emak Pendukungnya Kecewa saat Dia Gabung Jokowi: Saya Tak Mau Diadu Domba

Ganjar sudah ditetapkan sebagai bakal capres PDI Perjuangan, sedangkan Prabowo diusung sebagai bakal capres Partai Gerindra.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno, menyebut peluang keduanya bersatu tergantung Gerindra dan PDIP.

“Kalau kita menggunakan logika manusia biasa, rasa-rasanya sulit keduanya berduet di pilpres karena sama-sama mematok harga mati sebagai capres,” kata Adi kepada Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

“Tapi, dalam politik, apa pun bisa terjadi di luar nalar manusia umum,” tuturnya.

Baca juga: TERSANGKA Telah Ditahan, Ini Alasan Korban Penganiayaan Sopir Dekanat FMIPA UNS Tolak Mediasi

Adi lantas menyebut berbagai manuver di dunia politik yang sebelumnya tak terbayangkan.

Yakni bergabungnya Prabowo dan Gerindra ke pemerintahan Presiden Joko Widodo pasca Pilpres 2019.

Padahal, Jokowi merupakan rival tunggal Prabowo pada dua pemilihan presiden.

Selama 2014 hingga 2019 pun, Gerindra menempatkan diri sebagai oposisi yang konsisten mengkritik pemerintah.

Lalu bersatunya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal capres dan bakal calon wakil presiden (cawapres) juga dianggap sebagai betapa dinamisnya politik di Indonesia.

Baca juga: PDIP Akui Jokowi Dalang di Balik Usulan Dua Poros Pilpres 2024, Ingin Prabowo dan Ganjar Berduet

Sementara soal duet Ganjar-Prabowo, menurut Adi, kuncinya ada di figur-figur penting di pusaran PDIP dan Gerindra yakni Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi, dan Prabowo itu sendiri.

Apabila ketiga duduk bersama dan mencapai kesepakatan untuk berkompromi, duet Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar mungkin diwujudkan.

“Saya menduga, jika Jokowi, Megawati, dan Prabowo bisa duduk bersama, bicara dari hati-hati kepentingan bangsa dan negara, mungkin duet keduanya bisa terwujud. Karena ketiganya merupakan tokoh kunci menduetkan keduanya. Itu pun tak ada jaminan apa pun,” ujarnya.

Adi melanjutkan, meski setelah Pilpres 2019 Prabowo bersedia menurunkan gengsinya dengan menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Jokowi, Pilpres 2024 bakal jadi perkara berbeda.

Baca juga: Megawati Singgung Sosok Nafsu Berkuasa, Hasto : Ada yang Seolah-olah Sudah Jadi Pemimpin Nasional

Demi menjaga gengsi dan marwah politik, Prabowo diyakini tak bersedia mengalah jadi calon pendamping Ganjar.

“Ini soal gengsi dan marwah politik, makanya enggak mungkin mengalah,” katanya.

Sebagaimana diketahui, wacana duet Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 kembali berembus. Padahal, Ganjar telah dideklarasikan sebagai capres PDI-P dan didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.

Sementara, Prabowo rencananya dicalonkan Partai Gerindra, didukung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora.

Sejak awal desas-desus duet Ganjar-Prabowo mencuat, PDIP terkesan terbuka.

Namun, elite partai banteng menegaskan bahwa jika wacana tersebut terealisasi, Ganjar harus jadi capres.

"Jadi siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo, posisinya Pak Ganjar adalah calon presiden. Yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat (22/9/2023).

Sama dengan PDI-P yang bersikukuh mengajukan Ganjar sebagai capres, Gerindra juga tetap pada pendiriannya, mengusung Prabowo sebagai calon RI-1. Gerindra justru bertanya-tanya, apakah Ganjar bersedia jika jadi cawapres Prabowo.

"Saya enggak bisa menilai, tapi dalam konteks kepantasan, apakah pantas kami tawarkan posisi (bakal) cawapres kepada PDI-P yang partai besar, dua kali pemenang pemilu?" ujar Habiburokhman dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di Kompas TV pada Kamis (28/9/2023).

(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved