Embung di Karanganyar Boyolali Bocor : Air Tinggal Separuh, Warga Andalkan 12 Sumur Dalam

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Embung atau waduk berukuran mini menjadi salah satu solusi ketersediaan air di musim kemarau.

Embung yang dibuat untuk menampung air hujan dalam jumlah yang besar itu pun sangat membantu masyarakat, terutama petani agar tanaman yang masih berusia muda tetap tercukupi kebutuhan airnya.

Tak salah jika hampir semua embung yang ada di Boyolali ketersediaan airnya tak lebih dari separohnya saja.

Sebab, sejak beberapa bulan ini, air dalam embung yang tak ada suplai air bakunya itu terus diambil.

Seperti salah satu embung yang ada di Desa Karanganyar, Kecamatan Tamansari ini.

Baca juga: Apesnya Darno, Rumahnya di Boyolali Rata dengan Tanah Gegara Korsleting Listrik, Rugi Rp200 Juta

Permukaan air dalam embung itu tak lebih dari separuhnya saja.

Beruntungnya, embung yang diperuntukkan untuk tanaman durian yang ada di sekitar embung itu hampir seluruhnya sudah besar-besar.

Sehingga tak membutuhkan siraman air.

"Yang disirami hanya tanaman yang masih kecil-kecil saja. Kalau yang besar tak perlu disirami," kata Kepala Desa (Kades) Karangayar, Maryono.

Dia mengaku volume air di dalam embung ini tingga separuhnya saja.

Hampir setiap hari, air diambil untuk penyiraman tanaman yang masih muda.

Baca juga: Mitos Gentong Batu Cikal Bakal Desa Selondoko Boyolali, Konon Airnya Berkhasiat Sembuhkan Penyakit

Selain itu, embung yang dibangun sejak 2009 itu juga bocor.

"Itu rodo (sedikit) bocor. (volume airnya tinggal separuhnya) itu memang karena bocor," jelasnya.

Meski begitu, namun hal itu tak mengganggu pertanian yang ada di Desa Karanganyar.