Berita Boyolali

Gegara LSD, PMK, Isu Antraks Hingga Idul Adha, Populasi Sapi di Boyolali Turun Hingga 46 Ribu Ekor

Jumlah sapi yang dipelihara masyarakat Boyolali berkurang drastis sejak dihantam badai LSD, PMK hingga isu antraks. Idul Adha memperparah kondisi itu

TribunSolo.com/Tri Widodo
Petugas kesehatan hewan melakukan vaksinasi terhadap sapi di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, Rabu (12/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Boyolali memang dikenal sebagai daerah penghasil susu sapi.

Namun sejak dihantam badai lumpy skin deseases (LSD) dan penyakit mulut dan kuku (PMK) jumlah sapi yang dipelihara masyarakat Boyolali berkurang.

Momen idul Kurban juga kian mengurangi jumlah sapi yang ada.

Padahal sebelum ada itu semua, produksi daging sapi di Boyolali tembus 12 juta kilogram per tahun.

Sedangkan produksi susu sapinya, mencapai 53 juta liter per tahun.

Dari 207 ribu ekor sapi berbagai jenis, kini tinggal 161 ribu ekor sapi saja.

Berbagai upaya pun terus dilakukan pemerintah untuk mengembalikan populasi sapi yang ada di Boyolali ini.

Salah satunya dengan kegiatan bulan bhakti pertanian dan hari pangan sedunia.

Baca juga: Gerindra Boyolali Optimistis : MK Kabulkan Gugatan Usia Capres-Cawapres, Gibran Cawapres Prabowo

Baca juga: Ada Perda Larangan Mengemis, Pria Ini Malah Nekat Minta-minta di Tengah-tengah Pejabat Boyolali

Acara ini diadakan Dinas Peternakan dan perikanan serta Dinas Ketahanan pangan, dan Dinas Pertanian.

Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati menyebut jumlah ternak sapi di Boyolali turun sekitar 46 ribu ekor.

Hal itu imbas dari wabah PMK dan LSD. Populasi ternak semakin turun disusul dengan Idul Adha.

Banyak sapi yang dikirim ke luar daerah maupun disembelih di wilayah Boyolali.

Kemudian disambut lagi dengan isu antraks. Petani dan peternak cenderung menunggu kondisi stabil untuk membeli ternak lagi.

"Kondisinya masih turun, tren untuk naik (Pembelian ternak) belum signifikan gitu. Istilahnya, menunggu kondisi stabil sama masa-masa vaksin," papar Lusi, Rabu (11/10/2023).

Meski terjadi perununan jumlah, namun tak berbanding dengan harga ternak.

Ada beberapa yang mengalami penurunan harga, hanya tidak sampai signifikan.

Harga daging sapi juga cenderung stabil, berkisar Rp120 ribu hingga Rp 130-an ribu.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved