Breaking News
Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Pemilu 2024, Pengamat Prediksi Bakal Terjadi Pergolakan Antar Kelompok Nasionalis

Pengamat memprediksi Pemilu 2024 nanti akan menjadi babak baru. Hal ini menurutnya menunggu arah dukungan dari Presiden Jokowi.

|
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Ilustrasi bendera partai politik. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tahapan Pemilu 2024 bakal segera memasuki babak baru.

Lantaran, sebentar lagi akan dilaksanakan pendaftaran bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres), yang membuat suhu politik semakin panas.

Lantas, seperti apa pergolakan politik yang akan terjadi di Pemilu 2024 nanti?

Pengamat Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Moh Abdul Hakim mengatakan pergolakan politik di Pemilu 2024 ini akan berbeda dengan dua gelaran pemilu sebelumnya.

Dimana, menurutnya pada Pemilu 2014 dan 2019, perseteruan terjadi antara kelompok nasionalis dan islamis.

Namun, sepertinya hal tersebut tidak terjadi lagi di Pemilu 2024.

"Yang menarik nanti pergolakan politik akan sangat berbeda dari 2019, kalau 2014, 2019 itu perseteruan keras jelas antar dua kubu dengan ideologi bertolak belakang, satunya nasionalis, satunya islamis," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (16/10/2023).

Meski samar-samar, banyak pihak yang mulai menerka-nerka arah dukungan Jokowi berpihak kepada Prabowo.

Baca juga: Baliho Bertuliskan PSI Partai Jokowi Bermunculan, Pihak Partai: PSI Tegak Lurus Bersama Pak Jokowi

Dengan begitu, menurut Hakim, apabila benar Jokowi memihak Prabowo, maka bisa memunculkan polemik antar kelompok nasionalis.

"Tetapi dinamika saat ini, apalagi nanti ketika Gibran maju sebagai cawapres, atau Pak Jokowi mendukung Prabowo seperti arah angin sampai hari ini, saya duga 2024 polemiknya ini muncul antar kelompok nasionalis," jelasnya.

Hal itu diperkuat, salah satunya dengan isu-isu berkaitan dengan perang Israel tidak lagi menjadi perhatian mayoritas masyarakat Indonesia.

Yang mana, pada gelaran Pemilu sebelumnya, isu-isu seperti ini bisa dimanfaatkan elite politik untuk meraup suara dan simpati masyarakat.

Masyarakat Indonesia saat ini, kata Hakim, masih penasaran dengan keputusan Presiden Jokowi akan mendukung Prabowo atau Ganjar Pranowo.

"Kita lihat selama perdebatan selama cawapres ini kan Anies, dan juga suara-suara kubu politik Islam hampir tidak terdengar, padahal ada momentumnya, perang Israel itu biasanya mudah dikapitalisasi oleh kelompok partai-partai islam untuk meraup suara dan simpati masyakat," terangnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved