Gerindra Tak Setuju Gibran Dituding Politik Dinasti : Dia Dipilih Rakyat Bukan Diangkat

TRIBUNSOLO.COM- Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal tudingan dinasti politik yang disematkan kepada Gibran Rakabuming karena manuver politiknya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diketahui diusung menjadi bacawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024 oleh Koalisi Indonesia Maju.

Majunya Gibran di kontestasi Pilpres dianggap upaya Jokowi mengamankan kekuasaannya karena dia akan meninggalkan jabatannya pada Oktober 2024.

Baca juga: Belum Pasang Target, Golkar Sragen Sudah Yakin Raup 50 Persen Suara untuk Prabowo-Gibran

"Politik dinasti itu kalau presiden mengangkat anaknya ini bukan diangkat ini dipilih. Dahulu waktu Mas Gibran maju sebagai calon wali Kota sudah ada yang menyampaikan bahwa ini politik dinasti," kata Riza kepada Tribunnews.com di Jakarta Selatan, dikutip Selasa (24/10/2023).

Riza juga menyebut PDIP sebelumnya sudah memberikan penjelasannya terkait politik dinasti ini.

"Hal itu juga sudah dijawab oleh teman-teman PDIP. Kalau tidak salah bukan politik dinasti, mengapa? Karena dipilih oleh rakyat bukan diangkat," katanya.

Riza mengatakan, Gibran sah-sah saja dianggap politik dinasti jika dia menjabat sebagai penjabat gubernur, karena prosesnya melalui pengangkatan.

Baca juga: TPN Ganjar Singgung Gibran yang Belum Mundur dari PDIP: Jangan-jangan Tidak Jadi Cawapres

"Penjabat dari anak sendiri mungkin boleh orang bilang ada politik dinasti, ini kan dipilih oleh rakyat. Jadi Mas Gibran sebagai Wali Kota Solo begitu juga Mas Bobby itu bukan politik dinasti, mengapa? Karena dipilih oleh rakyat," sambungnya.

Namun karena di Pilpres 2024 yang memilih adalah rakyat, dia tak setuju jika Gibran dianggap melanggengkan politik dinasti.

"Kalau baru dua sampai tiga tahun jadi wali kota kan kita lihat prestasinya. Mas Gibran prestasinya banyak, prestasinya bagus."

"Pertumbuhan ekonominya termasuk yang tertinggi di Jawa Tengah," kata Riza.

(*)