Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo

Menilik Pembuatan Sarung Goyor di Sukoharjo, Produksi Masih Dijaga Pakai Alat Tradisional 

Sukoharjo memiliki perajin sarung yang legendaris yakni sarung goyor. Sarung ini sudah turun temurun menjadi sumber pendapatan warga.

TribunSolo.com/Anang Maruf
Proses pembuatan sarung goyor di Desa Pojok, Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (28/10/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sukoharjo memiliki banyak sekali kerajinan andalan. 

Salah satunya adalah sarung goyor. 

Sarung ini masih dipertahankan cara pembuatannya menggunakan mesin tradisional. 

Industri sarung goyor di Sukoharjo ada di Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo. Tepatnya di Desa Pojok.

Saat memasuki kampung tersebut akan disambut papan nama bertuliskan kampung sentra industri sarung goyor.

Tak hanya itu, suara khas dari mesin tradisional pembuat sarung goyor juga akan langsung terdengar. 

Masyarakta di sana menyebut alat tradisional ini Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Itu terbuat dari bambu yang dioperasikan secara manual oleh perajin.

Baca juga: Tak Sepakat Gibran Maju Sebagai Cawapres, Amien Rais Beri Kritikan Pedas: Milenial itu Pintar-pintar

Salah satu perajin sarung goyor yakni Kinem (65) mengaku sudah puluhan tahun membuat sarung goyor dengan ATBM. 

"Sudah lama, turun temurun, bapak dan ibu saya itu bekerja membatik di Solo, saya belajar bertenun sarung goyor dari tetangga," ucap Kinem, Sabtu (28/10/2023).

Ia mengaku, sarung yang ia buat disetorkan oleh salah satu orang yang berada di desa tersebut, dan akan mendapatkan upah sendiri. 

"Saya ini ikut orang, namanya pak bambang biasanya itu kampung sini menyetor di sana, lalu nanti dari pak bambang di jual di kota Solo," ujarnya.

Ia bercerita, meski perkembangan jaman sudah maju, kampungnya tetap menggunakan ATBM, sebab hasilnya lebih bagus daripada mesin. 

"Total ada 70an perajin tenun sarung goyor di kampung ini, seluruhnya itu ada yang membuat sendiri dan ada juga disetorkan ke pak Bambang seperti saya ini," terangnya. 

Ia mengaku, setiap empat meter sarung tersebut Kinem mendapatkan uang jasa sebesar Rp 50 Ribu. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved