Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Soal Isu Operasi Senyap Penjegalan Gibran Jadi Cawapres, PPP Sebut Hanya Bisa Dilakukan Penguasa

Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi merespon ungkapan itu. Menurut dia, operasi rahasia justru dimiliki oleh penguasa.

Penulis: Tribun Network | Editor: Erlangga Bima Sakti
Tribunnews/JEPRIMA
Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berfoto bersama ketua KPU Hasyim Asyari saat pendaftaran capres dan cawapres di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). Prabowo dan Gibran resmi mendaftar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden pada pilpres 2024. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNSOLO.COM - Baru-baru ini elite Partai Gerindra menyebut ada operasi rahasia untuk menjegal langkah Gibran Rakabuming menjadi cawapres Prabowo.

Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi merespon ungkapan itu. Menurut dia, operasi rahasia justru dimiliki oleh penguasa.

"Operasi senyap itu hanya mungkin dilakukan oleh penguasa, hanya dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan," kata Awiek Sabtu (4/11/2023).

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Sebut Isu Penjegalan Gibran Jadi Cawapres Upaya Memutarbalikkan Persepsi Publik

Dia menilai pernyataan elite Gerindra itu terbalik, sebab pihak yang saat ini berkuasa tidak mungkin bisa dijegal pihak yang tidak berkuasa.

"Ini logika kebalik, kok malah orang yang punya kekuasaan, dituding dijegal, dioperasi untuk digagalkan," katanya.

Sementara jika upaya penggagalan itu didasarkan pada banyaknya laporan masyarakat ke Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), menurutnya asumsi tersebut adalah asumsi pendek tanpa dasar.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Angkat Bicara Soal Isu Penjegalan Gibran Jadi Cawapres Prabowo: Tak Masuk Akal

Mengingat laporan yang masuk ke MKMK dibuat oleh masyarakat sipil yang merasa janggal atas putusan MK soal batas usia capres-cawapres.

"Kalau dasarnya adalah banyaknya laporan, nggak bisa dong, laporan kan hak masyarakat sipil. Kalau semua laporan dianggap rekayasa atau operasi, tinggal dicek saja, apakah ada mobilisasi," kata dia.

"Saya menyayangkan Habiburokhman punya asumsi pendek seperti itu," pungkas dia. (*)

 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved