Pemilu 2024
Pantun Hasto: "Prabowo Punya Jurus Menggoda, Bujuk Rayunya Pindahkan Dukungan Satu Keluarga"
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto membacakan tiga pantun yang merupakan ungkapan hati PDIP juga pendukung
Penulis: Tribun Network | Editor: Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM - Tiga pantun disampaikan oleh Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto yang seakan menyindir kejadian pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Prabowo Subianto.
Hasto mengatakan, pantun buatannya ini mencerminkan suasana hati PDI-P maupun pendukung Ganjar-Mahfud.
"Pertama, 'Pulau Bali Pulau Dewata. Masyarakatnya ramah terbuka pada siapa saja. Namun, ada yang tega merusak suasana. Melepas baliho dan bendera sebagai cermin ketidakadilan nyata'," kata Hasto dilansir dari Kompas.com.
Pantun Hasto yang pertama ini disambut tepuk tangan para hadirin di acara penerimaan dukungan dari Forum Alumni Angkatan Muda Muhammadiyah Bali di Renon, Denpasar, Sabtu kemarin.
Baca juga: Gibran Ogah Tanggapi Dukungan Bobby Nasution dan Relawannya pada Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
"Pantun kedua, 'Bali bumi spiritual terkenal di dunia. Masyarakatnya religius dengan kultur khas Indonesia. Di sini berlaku hukum karmapala. Bagi siapa pun yang cederai kasih Ibu Pertiwi demi perpanjangan kuasa'," ujar Hasto.
Tak berhenti di situ, Sekretaris Jenderal PDI-P ini membacakan pantun ketiga yang dibuatnya.
Kesempatan ini, ia dengan jelas ada sindiran untuk Prabowo Subianto yang merupakan bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"'Pak Prabowo punya jurus menggoda. Bujuk rayunya pindahkan dukungan satu keluarga. Di sini kita memantapkan jiwa raga. Dukung Ganjar-Mahfud MD dengan semangat menyala-nyala'," ucap Hasto membacakan pantun ketiganya.
Menurut Hasto, tiga pantun ini merupakan gambaran suasana hati dirinya dan akar rumput yang ditemui di Bali.
Baca juga: Puan Maharani Nyatakan PDIP Siap Hadapi Kawan Lama: Kini Sudah Menjadi Lawan Baru
Hasto mengaku, dirinya harus menyampaikan hal ini karena memang di Bali juga menjadi ruang ekspresi untuk menyampaikan kejujuran nurani.
"Di Bali ini suasana hati menjadi terbuka. Di Bali ini keseimbangan alam raya dijaga dengan baik dengan semangat Trihita Karana. Bagaimana kebahagiaan manusia muncul? Ketika kita jaga keseimbangan dengan Sang Pencipta dengan seluruh alam raya dan seisi alam semesta," ujar Hasto.
Ia lantas mengatakan, dalam politik pun sama, yakni jangan pernah meninggalkan rakyat.
Hasto mencontohkan Ganjar dan Mahfud. Ia menyebut keduanya berpolitik mengikuti seluruh jalan spiritualitas.
"Kemarin datang ke Makam Bung Karno mendoakan Bapak Bangsa kita, Bapak Proklamator kita, tetapi juga sekaligus membangun tekad komitmen di hadapan Bung Karno dan seluruh pahlawan Indonesia untuk menjadikan kekuasaan sebagai dedikasi, rakyat sebagai sebagai sumber inspirasi," ujar Hasto.
Baca juga: PDIP Terkesan Tak Tegas terhadap Manuver Gibran : Putra Jokowi di Atas Angin, Ganjar Bisa Rugi
Sebagai informasi, Prabowo sebelumnya telah resmi menggandeng Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai pendampingnya untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres 2024).
Gibran Menyambut Bergabungnya PKS di Koalisi Pemerintah, Soal PDIP Tunggu Keputusan Prabowo |
![]() |
---|
Gagal Dilantik, Caleg dari PDIP Datangi Kantor KPU Lagi dan Minta Tunda Pelantikan DPRD Karanganyar |
![]() |
---|
Anggota DPRD Boyolali Periode 2024-2029 Dilantik, Susetya Kusuma Jadi Ketua Sementara |
![]() |
---|
Jalan Tarso dan Teguh di Pilkada Wonogiri Jateng Makin Terbuka, Golkar Beri Rekomendasi |
![]() |
---|
Blak-blakan Teguh Prakosa Bicara Soal Koalisi di Solo Jateng: Sebut Masih Cair, Bisa Berubah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.