Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Tangis Belasan Guru Honorer di Sragen Curhat ke DPRD, Ngaku Ketar-ketir Ikut Seleksi PPPK 2023

Salah satu guru honorer, yakni Dwi Susilowati (51) mengatakan ia tidak percaya diri ketika mengikuti tes PPPK berbasis komputer.

Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
Raut sedih guru honorer di Sragen yang meminta agar masa kerja mereka bisa diakui saat mengikuti seleksi PPPK 2023, dalam audiensi di DPRD Sragen, Senin (6/11/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Suasana gedung DPRD Kabupaten Sragen berubah menjadi haru saat didatangi belasan guru honorer, Senin (6/11/2023).

Mereka tergabung dalam GHN10+ atau Guru Honorer Negeri yang sudah mengabdi lebih dari 10 tahun.

Mereka mengaku ketar-ketir mengikuti seleksi rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang digelar tahun 2023 ini.

Salah satu guru honorer, yakni Dwi Susilowati (51) mengatakan ia tidak percaya diri ketika mengikuti tes PPPK berbasis komputer.

Terlebih ia juga akan bersaing dengan peserta yang jauh lebih muda, yang baru memiliki pengalaman minimal 3 tahun.

Sedangkan ia sudah mengabdikan diri di dunia pendidikan selama 19 tahun.

"Kalau di CAT mesti juga kalah sama anak-anak yang baru, disandingkan dengan yang muda-muda juga kalah," kata Dwi dalam audiensi bersama komisi IV DPRD Sragen, Senin (6/11/2023).

Ia pun berharap agar ada yang menolong dirinya, sehingga bisa lolos seleksi PPPK tahun ini.

"Kepada bapak-bapak semua yang saya hormati, saya hanya meminta guru honorer 10 plus diutamakan, diprioritaskan mengikuti PPPK," ujarnya.

Baca juga: Sosok Bocah Bawa Gir yang Diamankan Warga Sragen : 7 Orang Masih SMP

Baca juga: Viral, Bocah Bawa Gir Diamankan Warga Sragen, Polisi : Mereka Bukan Klitih

"Saya mohon kepada bapak-bapak biar bisa menolong kami, biar bisa lolos PPPK," kata Dwi sambil menangis tersedu-sedu.

Ketua GHN10+ Sragen, Joko Susilo juga menuntut agar pengabdian mereka selama bertahun-tahun dihargai melalui program afirmasi.

"Tuntutan kami, satu afirasi masa kerja, kita sudah mengabdi, masa kerja kami sudah tidak main-main lebih dari 10 tahun, tapi kedepan kita belum tahu melangkh seperti apa," ujar dia.

Karena waktu tes yang semakin dekat, Joko meminta kepada dinas terkait agar bisa segera menindaklanjuti keluhan mereka.

"Semoga saja untuk dinas pendidikan dan BKD bisa ditindaklanjuti dengan cepat, karena waktu kita untuk tes semakin mepet," pintanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved