Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten

Cerita Pembimbing Bernat dan David, Dalang Muda Asal Klaten : Awal Belajar Otodidak, Pakai Kaset

David Prajma Raditya (15), dan Mickael Bernat Adi (18) merupakan dalang muda asal Kabupaten Klaten.

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Dalang muda, Mickael Bernat Adi (hitam), dan David Prajma Raditya (coklat) tengah melakukan pentas di Sanggar Gubuk Wayang, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - David Prajma Raditya (15), dan Mickael Bernat Adi (18) merupakan dalang muda asal Kabupaten Klaten.

Mereka saat ini mengasah kemampuan dalangnya di Sanggar Gubuk Wayang, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten.

Pembimbing karawitan dan pakeliran Sanggar Gubuk Wayang, Gatot Agung Teguh mengatakan, bila kedua anak tersebut awalnya berlatih secara otodidak.

"Mereka awalnya murni tidak ada pelatihnya, belajar dari melihat youtube, kaset," ujar Teguh kepada TribunSolo.com.

Kedua dalang muda ini lalu berlatih di sanggar, kurang lebih selama 2 bulan terakhir mereka bergabung.

"Mereka latihan di sini seminggu sekali, setiap malam Sabtu," ucapnya.

Baca juga: Kisah Bernat dan David, Dalang Muda Asal Klaten : Bermula dari Wayang Kertas dan Sikat Gigi

Baca juga: Ratusan Pemuda di Klaten Ikut Peresmian Posko Pemenangan Gibran, Ada dari Komunitas Vespa hingga CB

Pemilik Sanggar Gubung Wayang, untuk diketahui, ialah Sukardi.

Ia merupakan pensiunan tentara dengan pangkat terakhir Sersan Mayor.

Sanggar tersebut kerap menggeber pentas pewayangan, salah satunya, pada Selasa (7/11/2023).

Pentas tersebut menampilkan 4 dalang.

"Ada 4 dalang, 2 junior dan 2 senior," paparnya.

Para dalang tersebut akan bermain bersama-sama.

"Tampilnya 2 dalang sekali main, 2 membuka dalang senior. Dalang juniormya akan bermain saat gegeran (perang)," jelasnya.

Malam itu, lakon yang dimainkan ialah Bubruhe Ngalengka yang disitu diceritakan tentang kehancuran negara alengka dimana negara itu dipimpin oleh Raja Rahwana.

Pentas ini juga sebagai ajang memperingati hari wayang nasional dan internasional, yang telah ditetapkan setiap tanggal 7 November.

"Harapanya agar budaya asli indonesia ini dapat terus lestari, dan diuri-uri oleh generasi selanjutnya," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved