Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Bukan Pangeran Diponegoro, Ini Sosok Sebenarnya Patung Penunggang Kuda di Simpang 4 Karanggede

Patung itu menggambarkan sosok pria bersurban penunggang kuda, berjubah putih dengan tangan kanannya yang memegang senjata keris.

Tribunsolo.com/Tri Widodo
Patung Tumenggung Prawirodigdoyo di Simpang Empat Karanggede, Boyolali 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Banyak yang mengira jika patung di simpang empat Karanggede adalah sosok Pangeran Diponegoro.

Karena memang, patung itu cukup identik dengan patung Pangeran Diponegoro yang ada di beberapa titik.

Patung itu menggambarkan sosok pria bersurban penunggang kuda, berjubah putih dengan tangan kanannya yang memegang senjata keris.

Namun, nyatanya patung yang ada di tempat strategis karena menjadi penghubung antara Sragen, Wonosegoro, Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga itu adalah sosok Tumenggung Prawirodigdoyo.

"Itu (Patung di simpang empat Karanggede) bukan Pangeran Diponegoro, tapi Prawirodigdoyo," kata Ketua PC NU Boyolali, Masruri, Minggu (12/11/2023).

Tumenggung Prawirodigdoyo merupakan Adipati Gagatan, sebuah wilayah di Boyolali Utara.

Wilayah kecamatan Karanggede ke utara hingga Wonosamdro dulunya merupakan wilayah kadipaten Gagatan.

Tumenggung Prawirodigdoyo sendiri memang sangat dekat dengan Pangeran Diponegoro.

Prawirodigdoyo juga terlibat dan membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda saat perang Jawa pada 1825-1830.

Pemerhati sejarah Kota Solo KRMAP. L Nuky Mahendranata Adiningrat menyebut, sebelum dikenal sebagai Tumenggung Prawirodigdoyo, beliau dikenal sebagai Raden Mas Panji Yudho Prawiro.

Beliau merupakan menantu Sultan Hamengku Buwono III.

Baca juga: Warga Boyolali Ini Dapat Cuan Melimpah dari Sampah Organik, Sehari Rp1,2 Juta via Jualan Maggot

Baca juga: Identitas Mayat Pria di Jembatan Sawit Boyolali Diketahui, Ternyata Warga Delanggu Klaten

Prawirodigdoyo lahir sekitar tahun 1780, dimana dia merupakan anak kedua dari RNg Surotaruno III yang merupakan keturunan garis ke-6 dari Susuhunan Amangkurat Agung.

"Keturunan dari Pangeran Notobroto ibu garis keempat dari PB I atau Pangeran Puger dari BPH Puruboyo (Lumajang)," kata Kanjeng Nuky.

Kanjeng Nuky menyebut jika di wilayah Gagatan ini ada gundukan tanah yang disebut makam Kyai Berah atau Dinrah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved