Berita Sragen
Emak-emak Mengaku Pegawai Dinkes Kembali Beraksi di Sragen, Sasar Toko Pakaian, Tarik Rp30 Ribu
Emak-emak penipu di Sragen kembali beraksi. Dia kembali menarik dana dan mengaku sebagai pegawai dinas kesehatan.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Emak-emak yang mengaku pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen kembali beraksi.
Pegawai palsu itu meminta iuran untuk program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Kali ini, emak-emak beraksi di toko pakaian Alza Store di Kampung Sarigunan, Kelurahan Sragen Wetan, Jumat (24/11/2023) siang.
Karyawan toko, Dini Hani (21) mengatakan emak-emak tersebut datang ke tokonya sekira pukul 11.00 WIB.
Dia langsung masuk ke dalam toko, lalu menyerahkan selembar brosur berupa bukti tanda terima yang terdapat stempel PSN.
Emak-emak itu juga langsung meminta Dini untuk membayar uang Rp 30.000 untuk obat tabur pemberantasan jentik nyamuk.
"Toko ini buka belum lama, baru selama 8 bulanan, pas beli kesini seakan-akan seperti pegawai setempat entah kelurahan atau desa," kata dia saat ditemiui TribunSolo.com, Jumat (24/11/2023).
"Jadi kesini langsung memberikan brosur, tulisannya PSN, itu katanya untuk pencegahan DBD, terus langsung meminta uang Rp 30.000, langsung dimintai iuran tanpa dijelaskan dari yayasan mana, atau menawarkan apa, langsung aja, ini mbak Rp 30.000," tambahnya.
Menurutnya, ini bukan kali pertama emak-emak itu datang ke tokonya untuk meminta iuran program PSN.
Baca juga: Korban Penipuan Tiket Konser Coldplay Kembali Bertambah, Ada yang Lapor Polisi Rugi Rp1,2 Miliar
Emak-emak tersebut datang dengan mengaku sebagai Dinas Kesehatan.
Namun, emak-emak tersebut sudah datang sebanyak 4-5 kali setiap 3 bulan sekali.
Karena bukan warga sekitar, Dini pun tidak berani menolak tawaran Emak-emak tersebut.
Lantaran, setiap bulan juga ada tarikan iuran sampah dan ronda dari kampung sekitar.
Dini hanya bisa melayani permintaan Emak-emak tersebut, meski tidak tahu obat yang dijual akan digunakan untuk apa.
Pasalnya, kamar mandi di toko tersebut tidak menggunakan bak mandi.
"Sudah ditanyakan ini untuk apa, katanya untuk pencegahan DBD, padahal disini kan pakainya shower, tidak pakai bak, tadi saya tanya, terus ini buat apa? dia bilang ya nanti buat mandi bisa Mbak, itu nanti ditaruh di bak atau ember bisa," katanya.
"Soalnya disini kan setiap bulan diminta untuk iuran sampah, buat ronda, jadi kita yang tidak asli sini, hanya pegawai, ya nurut-nurut saja," sambungnya.
Dini pun sempat menaruh curiga, saat menanyakan iuran tersebut kepada ketua RT setempat.
Dan ternyata, dari pihak RT maupun kelurahan tidak ada yang menarik iuran tersebut.
"Iya, ngakunya dari dinas kesehatan, kesini sudah 4 sampai lima kali," pungkasnya. (*)
Kecelakaan Maut Motor vs Truk Terjadi di Ngarum Sragen, Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Dapur Rumah Warga Sragen Terbakar, Api Tak Merembet Berkat Teriakan Minta Tolong Tetangga |
![]() |
---|
Ditinggal Pergi Belanja, Dapur Rumah Warga Desa Mojorejo Sragen Ludes Terbakar |
![]() |
---|
Sosok KA, Pak Ogah di Sragen yang Diamankan Polisi, Disebut Suka Memaksa Minta uang |
![]() |
---|
Viral Perempuan Naik Motor Lawan Arah dan Tak Pakai Helm di Sragen, Polisi Sebut Ada Faktor Sengaja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.