Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

PKS Sebut Politik Gemoy-Santuy Bisa Rusak Demokrasi, PSI Sebut Pemikiran Liar dan Fitnah

Raja Juli Antoni pun menuding PKS mempunyai pemikiran liar sehingga muncul kritikan tersebut.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Dok.TribunSolo
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menanggapi kritikan PKS yang menyebut politik 'santuy' dan 'gemoy' sebagai gimik tak sehat untuk iklim demokrasi.

Raja Juli Antoni pun menuding PKS mempunyai pemikiran liar sehingga muncul kritikan tersebut.

"Ya monggo teman-teman PKS mempunyai pemikiran liar cenderung memfitnah dan sekaligus bisa jadi melecehkan teman-teman Gen-Z dan generasi milenial," kata Raja Juli di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Pernah Jadi Anak Buah Prabowo, Edy Rahmayadi Pilih Dukung Anies-Cak Imin : Saya Ingin Berubah

Wamen ATR/BPN itu menilai PKS seperti menganggap generasi milenial dan gen Z mempunyai pemikiran dangkal.

"Padahal ya generasi milenial generasi Z itu adalah orang-orang yang kritis (terhadap) isu lingkungan hidup (serta) peduli dengan korupsi. Coba lihat survei-survei yang terbaru itu," ujar Raja.

Dia menegaskan jika slogan 'santuy dan santun' PSI adalah seni dalam berkomunikasi. 

Sementara soal slogan politik 'santun dan santuy' adalah bentuk proses untuk rekonsiliasi kebangsaan.

"Kita menjaga kebhinekaan (dan) proses nation bulding kita. Itu gagasan semua gitu loh," imbuhnya.

Baca juga: Target Suara di Solo : Anies-Cak Imin 40 Persen, Prabowo-Gibran 75 Persen, Ganjar-Mahfud 85 Persen

Ketimbang memberikan kritik, Raja Juli justru meminta PKS menciptakan sendiri cara komunikasi yang baik.

"Jadi, ya mohon PKS bikin cara komunikasi yang juga baik (dan) renyah, sehingga tidak hanya mengkritisi tapi juga punya sesuatu yang ditawarkan baik itu substansi maupun pola komunikasinya gitu," tandas Raja.

Seperti diberitakan sebelumnya, kritik soal slogan 'gemoy' dan 'santuy' ini dilontarkan Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman.

Menurut Sohibul Iman, slogan tersebut tak sehat bagi demokrasi. 

Istilah gemoy diduga merujuk pada figur capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan santuy yang merupakan gaya politik yang dicitrakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca juga: Alasan Gus Miftah Ajak Gibran Menginap di Pondok Pesantren: Biar Tahu Kehidupan Santri di Era Modern

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul, dalam acara Kick Off Kampanye Nasional PKS Road to Final 2024 di Depok, Jawa Barat, pada Minggu,  (26/11/2023).

Sohibul menganggap hal itu sekadar gimmick politik yang justru lebih banyak digunakan dalam persaingan politik saat ini.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved