Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Prabowo-Gibran Bakal Siapkan SDM Unggul Hadapi Indonesia Emas 2045 Lewat Program Makan Siang Gratis

Program Prabowo-Gibran tersebut membangun kesadaran publik bahwa betapa pentingnya masalah gizi bagi ibu hamil dan anak sekolah.

Istimewa
Sikap Santuy dan Santun Prabowo-Gibran Jadi Teladan Generasi Muda 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Program Prabowo-Gibran yakni makan siang gratis buat anak-anak dan peningkatan gizi ibu hamil, dapat apresiasi dari Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng.

Salamudin Daeng mengatakana, program makan siang gratis ini mencakup tiga dimensi besar, yakni urusan kemanusiaan, keberpihakan kepada rakyat kecil dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

“Program ini mencakup tiga dimensi besar, yakni urusan kemanusiaan karena ini adalah respon terhadap ekonomi pasca Covid-19,"

"Dimensi kerakyatan atau keberpihakan dikarenakan tingkat kerentanan kelompok miskin yang tinggi dan urusan peningkatan sumber daya manusia Indonesia menghadapi bonus demografi saat ini dan masa mendatang,” kata Salamudin Daeng kepada wartawan, Jum'at (1/12/2023).

Baca juga: Sama-sama Tak Terjun Temui Konstituen, Prabowo-Gibran Jalankan Kampanye Perdana dengan Cara Ini!

Dikatakan Salamudin, program Prabowo-Gibran tersebut membangun kesadaran publik bahwa betapa pentingnya masalah gizi bagi ibu hamil dan anak sekolah.

Untuk itu, pemerintah bisa memulai dengan program yang bagus untuk membangun budaya atau kebiasaan baru untuk meningkatkan gizi ibu hamil dan anak sekolah.

“Masalah kekurangan gizi tidak hanya dihadapi oleh Indonesia, akan tetapi juga oleh banyak negara di dunia dikarenakan oleh banyak sebab, baik itu alam, kultur maupun sebab struktural,” ucapnya.

Baca juga: Pengamat Soroti Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Cara Cerdas Bantu Keluarga Tak Mampu

Dijelaskan Salamudin, pandemi Covid-19 telah meningkatkan gizi buruk secara global. Hal ini berarti terdapat peningkatan risiko terjadinya wasting (gizi kurang dan gizi buruk), suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya berat badan dibandingkan tinggi badan.

“Kondisi ini disebabkan karena banyak keluarga yang kehilangan pendapatan rumah tangga, kurang mampu membeli makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka,” jelasnya.

“Pada saat yang sama, terdapat banyak bukti bahwa anak-anak yang kurus lebih mungkin mengalami stunting, atau memiliki tinggi badan yang rendah dibandingkan usia mereka, yang dapat mengakibatkan lebih banyak anak-anak yang mengalami stunting di negara di Indonesia. Anak-anak yang mengalami stunting dan kurus rentan terhadap keterlambatan perkembangan jangka panjang,” tambahnya.

Oleh karena itu, kata Salamudin, masalah gizi anak sekolah akan menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah di masa mendatang.

Baca juga: Program Makan Siang Gratis Prabowo Disambut Positif, Dianggap Bisa Sejahterakan UMKM

Demikian juga dengan perbaikan gizi ibu hamil, merupakan agenda mendesak dalam tahun-tahun ke depan untuk menahan laju peningkatan tingkat kekurangan gizi.

Sebagaimana diketahui, Prabowo dalam paparannya pada dialog terbuka dengan Muhammadiyah beberapa waktu lalu, mengatakan yang akan mendapat makan siang gratis.

Mulai dari anak-anak usia dini Pra-SD sebanyak 30 juta orang, anak jenjang pendidikan SD sebanyak 24 juta orang, anak jenjang pendidikan SMP sebanyak 9,8 juta orang, dan anak jenjang SMK/SMA sebanyak 10,2 juta orang.

Selain itu, untuk murid di pesantren sebanyak 4,3 juta orang dan juga untuk ibu hamil 4,4 juta orang.

Baca juga: Kubu Prabowo-Gibran Hormati Orasi Megawati, Dianggap Sebagai Pesan Agar Penguasa tak Sewenang-wenang

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved