Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Diprotes Karena Hanya Simulasikan 2 Paslon di Pilpres, KPU Solo : Hanya Jalankan Instruksi Pusat

Simulasi Pilpres 2024 dilakukan dengan 5 surat suara. Hanya saja, untuk surat suara capres cawapres, hanya ada dua kolom dimana seharusnya tiga kolom.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS 3 Baluwarti, Selasa (26/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - DPC PDIP Solo memprotes simulasi Pilpres 2024 yang hanya menampilkan dua kolom pasangan calon (paslon).

Ketua KPU Kota Solo Bambang Christanto pun tak bisa berkomentar banyak lantaran pihaknya hanya menjalankan instruksi pusat.

“KPU Kabupaten/Kota melaksanakan instruksi KPU RI melalui KPU Jawa Tengah. Kita hanya melaksanakan,” ungkapnya saat dihubungi Rabu (3/1/2024).

Meski simulasi ini mendekati pelaksanaan pemungutan suara seperti nyatanya, surat suara tetap tidak boleh seperti asli.

Pihaknya mengkhawatirkan nantinya ada penggandaan ilegal.

“Kalau diprotes kita hidup di alam demokrasi sah-sah saja. Kalau gambarnya riil tidak diperkenankan. Masuk aja difoto nggak boleh. Takutnya digandakan,” terangnya.

Simulasi dilakukan dengan 5 surat suara. Lambang partai diganti dengan gambar buah-buahan.

Hanya saja, untuk surat suara capres cawapres, hanya ada dua kolom dimana seharusnya tiga kolom.

Baca juga: Soal Acara Bagi-bagi Susu di CFD : TKN Sebut Framing, Gibran Bantah Ada Kampanye Terselubung

Baca juga: KA Batara Kresna Terlambat 1 Jam Lebih Gegara Pohon Tumbang Tutup Jalan Depan BTC di Solo

“Desain surat suara 5 jenis pemilihan. Dua paslon. Partainya gambarnya buah-buahan,” jelasnya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Solo, YF Sukasno merasa dirugikan atas kejadian ini. Dua kolom paslon dalam simulasi ini diberi nomor 56 dan 67.

Ia mempertanyakan tidak adanya kolom satu lagi untuk paslon ketiga.

“Jelas rugi karena kami merasa dirugikan. Nomor urut itu kan jelas. Dibuat 56, 67, selanjutnya apa? Ya harus diulangi itu ditarik semua sak-Indonesia,” tegasnya.

Ia juga merasa janggal karena bentuk surat suara untuk simulasi menggunakan format vertikal.

Menurutnya harusnya format horizontal yang dipakai mengingat terdapat 3 kandidat yang berkontestasi di Pilpres 2024.

“Harusnya contoh kartu suara yang dipakai itu mendekati riil termasuk formatnya. Formatnya itu vertikal atau horizontal? Kalau dilihat ini kan vertikal itu. Padahal kalau besok 3 paslon itu seharusnya horizontal,” ungkapnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved