Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Debat Pilpres 2024, KPU Minta Capres-Cawapres Jelaskan Istilah yang Dipakai : Supaya Debat Efektif

KPU RI meminta para calon presiden - calon wakil presiden (capres-cawapres) menjelaskan akronim atau singkatan yang disampaikan saat debat. 

Penulis: Tribun Network | Editor: Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS
Debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pilpres 2024. 

TRIBUNSOLO.COM - KPU RI meminta para calon presiden - calon wakil presiden (capres-cawapres) menjelaskan akronim atau singkatan yang disampaikan saat debat. 

Termasuk saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). 

Debat tersebut akan mempertemukan kembali tiga capres, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. 

Adapun temanya adalah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik.

Penjelasan akronim agar mencegah mereka yang tidak mengetahui istilah tersebut dapat secara jelas memahami maksud dari pertanyaan yang dilontarkan. 

Baca juga: 2 Panelis Debat Capres dari Unhan, Ketua KPU : Beliau Punya Kapasitas & Integritas Akademik

"Biasa - biasa saja lah pakai singkatan, tetapi supaya tidak menimbulkan problematik, karena ada singkatan yang mungkin orang tidak familiar dengan singkatan itu, tentu kami menyampaikan kepada tim pasangan calon, apakah capres, cawapres, itu menyampaikan kepanjangan kalau ada singkatan," kata Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2024) dikutip dari Tribunnews.

Selain itu dalam rapat bersama tim pasangan calon masing-masing, KPU juga meminta para kandidat yang beradu debat untuk menjelaskan jika menggunakan istilah yang tidak familiar.

Tujuannya tetap sama, yakni agar jalannya debat tidak membuang waktu dan langsung kepada substansi yang dipertanyakan.

Baca juga: Imbauan KPU RI ke Capres-Cawapres Jelang Debat di Istora Senayan Jakarta : Tidak Kompori Pendukung

"Dan kalau ada istilah yang secara awam atau secara umum belum populer atau tidak familiar digunakan, supaya debatnya efektif, langsung to the point kepada substansi yang dipertanyakan. Jadi tidak ada lagi menambah pertanyaan itu singkatan dari apa, apa maksudnya," ungkap Hasyim.

"Sehingga mengajukan pertanyaan diharapkan secara clear, jelas, mudah dipahami oleh mitra debatnya yang ditanya," lanjutnya.

Adapun teknis debat ini akan diterapkan untuk sisa debat berikutnya, baik untuk capres maupun cawapres.

"Itu semua sudah dijadikan evaluasi, sudah disampaikan kepada tim pasangan calon," kata Hasyim.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved