Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Surat Suara Simulasi Pilpres 2024 Berisi 2 Paslon, Ketua PDIP Solo FX Rudy : KPU Harus Minta Maaf

Persoalan surat suara simulasi Pilpres 2024 yang hanya menampilkan dua kolom paslon, FX Hadi Rudyatmo.

Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Proses simulasi pemungutan suara untuk Pemilu 2024 yang diselenggarakan KPU Palembang di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (25/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Persoalan surat suara simulasi Pilpres 2024 yang hanya menampilkan dua kolom pasangan calon (paslon) direspons Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo

Menurut FX Rudy, KPU Solo harus meminta maaf atas adanya surat suara simulai tersebut. 

Terlebih, Pilpres 2024 terdapat tiga paslon capres-cawapres yang berkontestasi. 

Diantaranya, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

"Harusnya diulang lagi (sosialisasinya). Dan harus minta maaf itu KPU, buat surat perintah salah, enak-enak saja," kata dia, Minggu (7/1/2024). 

"Dan seluruh Indonesia. Mestinya yang protes pertama KPU Kota/kabupaten, karena pertama yang menerima, dan ditugasi untuk sosialisasi," tambahnya. 

Baca juga: TKN Klaim Rencana Prabowo Impor 1,5 Juta Ekor Sapi Akan Berdampak Besar karena Beranak Pinak

Baca juga: Gibran Sindir Roy Suryo Jelang Debat Ketiga Pilpres 2024 : Silakan Saya Di-X-Ray Biar Puas

FX Rudy menjelaskan dirinya sempat terkejut ketika menerima simulasi surat suara Pilpres 2024 yang ternyata hanya berisi dua kolom Paslon.

Melihat hal tersebut, FX Rudy langsung meminta Kadernya Liasion Officer (LO) PDIP Solo, YF Sukasno untuk melakukan protes ke publik.

"Harusnya itu tidak boleh, mau dengan dalih apapun, KPU Kota/kabupaten harus melakukan protes terlebih dahulu, bukan yang menerima surat itu. Karena surat perintahnya untuk sosialisasikan hanya dengan dua paslon," ujar dia. 

"Harusnya berani menolak, karena Ketua KPU dipilih, oleh komisioner yang independen, mestinya tidak menunggu kita protes, mestinya harus segera melaporkan ini tidak benar," imbuhnya.

FX Rudy membandingkan dengan surat suara sosialisasi Parpol Pemilu 2024. 

Surat suara itu menampilkan seluruh partai kontestas yang berjumlah 24 partai politik. 

Respons KPU Solo

Sebelumnya, DPC PDIP Solo memprotes simulasi Pilpres 2024 yang hanya menampilkan dua kolom pasangan calon (paslon).

Ketua KPU Kota Solo Bambang Christanto pun tak bisa berkomentar banyak lantaran pihaknya hanya menjalankan instruksi pusat.

“KPU Kabupaten/Kota melaksanakan instruksi KPU RI melalui KPU Jawa Tengah. Kita hanya melaksanakan,” ungkapnya saat dihubungi Rabu (3/1/2024).

Meski simulasi ini mendekati pelaksanaan pemungutan suara seperti nyatanya, surat suara tetap tidak boleh seperti asli.

Pihaknya mengkhawatirkan nantinya ada penggandaan ilegal.

“Kalau diprotes kita hidup di alam demokrasi sah-sah saja. Kalau gambarnya riil tidak diperkenankan. Masuk aja difoto nggak boleh. Takutnya digandakan,” terangnya.

Simulasi dilakukan dengan 5 surat suara. Lambang partai diganti dengan gambar buah-buahan.

Hanya saja, untuk surat suara capres cawapres, hanya ada dua kolom dimana seharusnya tiga kolom.

Baca juga: Soal Acara Bagi-bagi Susu di CFD : TKN Sebut Framing, Gibran Bantah Ada Kampanye Terselubung

Baca juga: KA Batara Kresna Terlambat 1 Jam Lebih Gegara Pohon Tumbang Tutup Jalan Depan BTC di Solo

“Desain surat suara 5 jenis pemilihan. Dua paslon. Partainya gambarnya buah-buahan,” jelasnya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Solo, YF Sukasno merasa dirugikan atas kejadian ini. Dua kolom paslon dalam simulasi ini diberi nomor 56 dan 67.

Ia mempertanyakan tidak adanya kolom satu lagi untuk paslon ketiga.

“Jelas rugi karena kami merasa dirugikan. Nomor urut itu kan jelas. Dibuat 56, 67, selanjutnya apa? Ya harus diulangi itu ditarik semua sak-Indonesia,” tegasnya.

Ia juga merasa janggal karena bentuk surat suara untuk simulasi menggunakan format vertikal.

Menurutnya harusnya format horizontal yang dipakai mengingat terdapat 3 kandidat yang berkontestasi di Pilpres 2024.

“Harusnya contoh kartu suara yang dipakai itu mendekati riil termasuk formatnya," ungkap dia.

"Formatnya itu vertikal atau horizontal? Kalau dilihat ini kan vertikal itu. Padahal kalau besok 3 paslon itu seharusnya horizontal,” imbuhnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved