Berkah Pemilu, Kuli Bangunan di Boyolali Alih Profesi Jadi Perakit Kotak Suara, Upahnya Lebih Tinggi

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Jelang pemilu 2024 menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga.

Ratusan warga dilibatkan dalam proses persiapan logistik Pemilu 2024.

Mardiyono misalnya. Warga Pomah, Kelurahan/Kecamatan Mojosongo itu bisa ikut merakit kotak suara.

Buruh bangunan itu merasa senang bisa ikut kerja merakit kotak suara.

Apalagi saat musim hujan seperti ini, pekerjaan bangunan sedang sepi karena tak banyak masyarakat yang melakukan pembangunan atau renovasi rumah.

"Ya senang. Kebetulan ini juga pas tidak ada kerjaan," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (9/1/2024).

Baginya, perakitan kota suara ini tak seberat kerja di proyek bangunan.

Selain terhindar dari sinar matahari langsung.

Baca juga: KPU Boyolali Mulai Rakit Kotak Suara untuk Pemilu 2024, Libatkan 25 Pekerja

Baca juga: Pemancing Tewas Tenggelam di Embung Watu Gajah Jelok Boyolali, Terpeleset dari Bibir Embung 

Upah borongan yang bakal diterima juga lebih banyak.

Dimana untuk setiap kotak yang berhasil dirakit, dia mendapatkan upah Rp 1.400.

"Kemarin sehari, dari jam 8.00-16.00 WIB, berhasil merakit 120 buah kotak suara," katanya.

Sedangkan jika kerja di bangunan upah per hari yang diterima Rp 100 ribu.

Hal senada juga diungkapkan Singgih Hanjoyo.

Warga Boyolali itu mengaku setiap musim pemilu selalu ikut persiapan logistik.

"Kemarin (Pekan kemarin) ikut pelipatan surat suara. Terus diminta pindah perakitan kotak suara," jelasnya.

Baginya, upah yang diterima lebih tinggi dari pekerjaan kasar lainnya.

"Kalau dihitung rata-rata, per hari Rp 150 ribuan lah. Cukup lumayan banyak kan," pungkasnya.