Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Lika liku Kuliner Sate Anjing di Solo

Minta Bertemu Aktivis Hewan, Pedagang Daging Anjing Ajak Cari Solusi Terbaik

Pedagang Daging Anjing di Solo meminta untuk bertemu dengan aktivis hewan. Mereka ingin duduk bersama mencari solusi terbaik.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Para anggota Paguyuban Kuliner Guk-Guk Solo Bersatu saat berkumpul. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pedagang kuliner anjing di Solo ingin melakukan pertemuan dengan aktivis hewan. 

Mereka berharap ada solusi dari kondisi yang terjadi saat ini. 

Ini diungkapkan oleh Koordinator Paguyuban Kuliner Guk-Guk Solo Bersatu, Agus Triyono.

Dia mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan para aktivis hewan agar bisa mencari solusi terbaik.

Ia mengaku 5 tahun terakhir ini terganggu dengan gerakan anti-konsumsi daging anjing yang semakin masif.

Gerakan ini mencapai puncak saat kasus penangkapan pemasok daging anjing di Kalikangkung 6 Januari 2024 lalu.

“Ya kita mau audiensi dengan pemerintah sama pecinta anjing biar duduk bersama mencari solusi. 5 tahun terakhir digoyang terus pecinta anjing. Kita sudah mengajukan tapi belum ada tanggapan,” jelasnya saat ditemui di rumahnya Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Pedagang Daging Anjing di Solo Menjerit, Pasokan Seret Setelah Kasus Penangkapan di Kalikangkung

Selama ini alasan gerakan anti-konsumsi daging anjing berdasarkan pada resiko penyakit yang ditimbulkan dari konsumsi tersebut.

Ia pun meminta adanya regulasi untuk mengatur peredaran agar tidak timbul resiko seperti yang dikhawatirkan.

“Carikan solusi atau diregulasi. Ada kalau hewan lain diregulasi. Diatur,” terangnya.

Setelah kasus di Kalikangkung terkuak, pemasokan daging anjing praktis berhenti karena mereka takut dipenjara.

Para pedagang pun berhenti berjualan olahan daging anjing.

Pihaknya pun kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dan membayar tagihan.

Apalagi mereka memiliki keluarga yang menggantungkan hidupnya.

“Kita mempunyai anak istri, mempunyai tanggungan di bank, yang terpenting kan itu. Untuk biaya hidup sehari-hari sudah mengandalkan itu tapi warung tutup otomatis berhenti,” jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved