Klaten Bersinar

Pasca Erupsi Gunung Merapi, Disbudporapar Klaten Pastikan Wisata Girpasang Tetap Beroperasi

Tribunsolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Wisatawan saat berkunjung di Kampung Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Erupsi dan awan panas guguran yang dialami Gunung Merapi, Minggu (21/1/2024) tak membuat kawasan wisata di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten berhenti beroperasi.

Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten Sri Nugroho saat dikonfirmasi TribunSolo.com, pada Senin (22/1/2024) mengkonfirmasi hal tersebut.

Ia mengungkapkan jika perubahan aktivitas Gunung Merapi tak berdampak pada wisata di Lereng Gunung Merapi seperti Girpasang dan Sapuangin.

Baca juga: Taman Kuliner MPP Klaten Sepi Pengunjung, Bupati Sri Mulyani Putar Otak Cari Solusi

"Kemarin kami sudah koordinasi terkait status Merapi yang tidak menentu," ungkapnya, Senin (22/1/2024).

"Kami berkoordinasi dengan pelaku wisata agar selalu meningkatkan kewaspadaan," imbuhnya.

Klaten Sri Nugroho.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten Sri Nugroho.

Dari koordinasi yang dilakukan, ia memastikan semuanya dalam keadaan aman dan terkendali.

Meski begitu, hingga saat ini pihaknya terus mengintensifkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

Kemudian informasi tersebut disampaikan secara berkala kepada pelaku desa wisata yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) tersebut.

"Jadi langkah yang kami ambil adalah selalu memberikan informasi kepada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) atau pelaku desa wisata di sana baik itu Girpasang atau Sapuangin," ucapnya.

Sri Nugroho menegaskan bahwa hingga saat ini belum menutup tempat wisata di sekitar Gunung Merapi.

Meski begitu, opsi penutupan bisa saja dilakukan jika ada instruksi lebih lanjut dari pihak terkait.

"Hingga saat ini kami belum melakukan penutupan akibat aktivitas Gunung Merapi," paparnya.

"Kami masih menunggu tidak lanjut dari pihak BPBD, seandainya nanti dari BPPTKG mengeluarkan instruksi kepada BPBD, dan BPBD mengeluarkan instruksi kepada OPD terkait maka kami akan tindak lanjuti berdasar instruksi itu," ungkapnya.

"Jadi hingga saat ini kami masih menunggu instruksi lebih lanjut. Untuk saat ini tetap dibuka, namun apabila ada instruksi terkait status Gunung Merapi maka kami akan menyesuaikan," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, erupsi Gunung Merapi membuat beberapa dusun di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Senin (22/1/2024) terdampak.

Kejadian erupsi sendiri terjadi pada Minggu (21/1/2024) siang, awan panas sendiri mengarah ke Barat Daya. Terbawa angin yang berhembus ke Timur.

Plt Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna mengatakan wilayah yang terdampak berada di Desa Tegalmulyo.

"Ada lima dusun, Pajengan, Cangkuk, Grintingan, Sumur, dan Girpasang," ujar Syahruna.

Tegalmulyo, Kecamatan
Kondisi lingkungan sekitar Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Minggu (21/1/2024).

Usai kejadian hujan abu, lokasi tersebut langsung di terpa hujan. Sehingga abu langsung hilang.

"Untuk pengungsian nihil," paparnya.

Syahruna menjelaskan tidak ada kepanikan yang terjadi di masyarakat, dan aktivitas normal seperti biasa.

Baca juga: Bupati Sri Mulyani Dorong Penguatan APIP Demi Wujudkan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel

Pihak BPBD sendiri mendatangi lokasi, bersama Polsek Kemalang, Brimob, serta relawan tingkat desa hingga kecamatan.

Ia juga mengimbau, terkait potensi bahaya guguran lava dan awan panas di sisi selatan-barat daya. Juga sektor tenggara.

"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3km dari puncak," ungkapnya.

BPBD Klaten juga mendistribusikan sebanyak 6000 masker, ke perwakilan desa yang terdampak hujan abu. (*)